Masifnya penggunaan internet di Indonesia membawa berbagai risiko
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) menyelenggarakan pelatihan literasi digital kelas kebal hoaks bagi masyarakat.
 

“Masifnya penggunaan internet di Indonesia harus kita akui membawa serta berbagai risiko, seperti penipuan online, hoaks, cyberbullying, dan konten negatif lainnya," Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo, Samuel Abrijani Pangerapan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa.

Karena itu, peningkatan penggunaan teknologi ini turut diimbangi dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan produktif, bijak, dan tepat guna, ujarnya.
 

Pada pelaksanaan kelas literasi digital di Kendari, Sulawesi Tenggara, diikuti sejumlah komunitas hingga perguruan tinggi di daerah itu.
 

Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang dilakukan oleh Kominfo dan Katadata Insight Center pada tahun 2021, saat ini Indonesia masih menduduki kategori “sedang” dalam hal kapasitas literasi digital dengan nilai angka sebesar 3.49 dari 5.00.

Baca juga: Literasi digital jadi kunci untuk manfaatkan peluang teknologi

Baca juga: Kominfo berkomitmen giatkan literasi ekonomi digital lewat GLDN

 

Program itu bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir kritis masyarakat terhadap informasi yang diterima dalam rangka mewujudkan Indonesia #MakinCakapDigital.
 

Ketua Presidium MAFINDO, Septiaji Eko Nugroho, mengatakan bahwa masyarakat perlu mempelajari cara membedakan fakta dengan hoaks.
 

“Audit sosial ini adalah metode untuk mencari tahu apakah profil atau konten yang kita lihat media sosial adalah fakta atau buatan. Kita perlu punya keahlian, perlu punya kemampuan untuk melakukan periksa fakta mandiri, apakah itu editan di konten video ataupun foto,” kata Septiaji.
 

Hasil dari survei yang dilakukan oleh Kominfo dan Katadata Insight Center terkait berita bohong atau hoaks menunjukkan bahwa masih terdapat masyarakat yang menyebarkan hoaks, yang mana sebanyak 11,9 persen responden mengakui telah menyebarkan hoaks pada 2021.

Persentase tersebut naik 11,2 persen dari tahun 2020. Kelas iebal goaks diselenggarakan untuk mengedukasi masyarakat tentang definisi hoaks, kategorisasi serta perangkat sederhana yang dapat digunakan untuk melakukan verifikasi fakta terhadap sebuah informasi. 

 

Baca juga: Kominfo: Literasi digital penting cegah konten kekerasan di medsos

Baca juga: Kominfo ajak anak muda proaktif ikut pengembangan talenta digital

 

Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022