Jakarta (ANTARA) - Polsek Tebet menggandeng karang taruna, orang tua hingga pihak sekolah guna mencegah tawuran antarkelompok remaja di kawasan Tebet termasuk Jalan KH Abdulah Syafei, Bukit Duri, Jakarta Selatan, karena kerap terjadi bentrokan di lokasi tersebut.

"Kalau ada kumpul-kumpul info ya, langsung kami datangi. Kalau ada indikasi anak-anak mulai ramai, ada motor parkir banyak, sudah langsung kami jemput bola," ujar Kapolsek Tebet Kompol Chitya Intania di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Polsek Tebet tangkap 10 pelajar diduga pelaku tawuran

Tak hanya itu, polisi juga melakukan sejumlah tindakan pencegahan lain seperti berpatroli saat jam rawan atau para pelajar pulang sekolah.

Chitya melibatkan Satuan Reserse Kriminal, Intelkam hingga Bimbingan Masyarakat saat berpatroli di sejumlah titik seperti Stasiun Tebet, Terminal Manggarai hingga Jalan KH Abdulah Syafei, Bukit Duri.

"Sampai mereka kembali ke rumah, dilihat sudah aman dan kondusif wilayah di jam-jam mereka sudah di rumah," ujar dia.

Selain pengawasan, Chitya menuturkan polisi juga sering memberikan penyuluhan ke berbagai sekolah, terkait bahaya tawuran, penyalahgunaan narkoba, perundungan remaja, dan pemanfaatan media sosial.

Menurut dia, perlu ada kerja sama antara polisi dengan pihak sekolah hingga orang tua guna mengantisipasi dan mencegah remaja tawuran.

"Kadang kan kami ke sekolah 'Tolong anaknya kalau pulang sekolah dicek, orang tua lapor anaknya sudah sampai'. Wali kelas dan orang tua harus aktif," ujar Chitya.

Sementara itu, Ketua Karang Taruna Kelurahan Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan La Ode Hardian menyebutkan Kebon Baru termasuk salah satu titik rawan tawuran antarkelompok remaja, khususnya antara Rukun Warga (RW).

Baca juga: Polisi telusuri praktik jual beli senjata tajam untuk tawuran

Demi mengantisipasi hal ini, dia berupaya mengajak bicara sosok berpengaruh di setiap RW dan melibatkan pada setiap acara di kelurahan.

"Setiap acara saya datengin. Dikasih kesempatan (bertanding) futsal. Kami bikin tim. Ketua-ketua (kelompok di RW) bersatu. Adu bola, Mobile Legend, pakai yang punya nilai prestasi. Kami rangkul," tutur dia saat ditemui dalam kesempatan terpisah.

Selain itu, La Ode berusaha mencari potensi minat para pemuda di berbagai RW. Dia mencontohkan, pemuda di RW 01 misalnya, lebih tertarik ke gim daring, lalu muda-mudi RW 02 di bidang futsal.

"Saya yakin RW 02 punya potensi di bola, jangan dikasih pertanian. Kita harus pintar melihat potensi di wilayah. RW 05 ke bola, RW 01 ke game-game. RW 14, 12 bola dengan komunitas. RW 04 pertanian," kata dia yang juga berupaya mengaktifkan peran karang taruna di setiap RW, itu.

Menurut dia, karang taruna turut berperan mencegah terjadinya tawuran di wilayahnya. Pihak karang taruna berusaha menghadirkan sejumlah program yang membuat anak-anak muda sibuk. Cara ini, kata dia, dapat mengurangi ruang para remaja ini melakukan interaksi tidak bermanfaat.

"Dulu, dilemparin batu bisa langsung ada serangan balasan. Itu perbedaan di situ setelah karang tarunanya aktif. Tidak ada serangan balik," ucap La Ode.

Baca juga: Polsek Tebet tangkap belasan pemuda terlibat tawuran

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022