Austin, Texas (ANTARA) - Tesla Inc pada Rabu (20/7/2022) melaporkan laba kuartalan yang lebih tinggi dari perkiraan karena serangkaian kenaikan harga pada kendaraan listrik terlarisnya membantu mengimbangi tantangan produksi yang disebabkan oleh penguncian COVID-19 di China.

Perusahaan menjanjikan "pemecahan rekor paruh kedua" untuk tahun ini dan menegaskan kembali target pertumbuhan tahunannya rata-rata 50 persen dalam pengiriman kendaraan selama beberapa tahun, tetapi tidak memberikan target spesifik untuk pengiriman 2022l.

Kepala eksekutif Tesla Elon Musk saat konferensi mengatakan perusahaan tidak memiliki masalah permintaan, menolak gagasan bahwa masalah ekonomi global berdampak pada keuntungan Tesla.

Saham Tesla naik sekitar 1,0 persen dalam perdagangan setelah jam kerja. Sahamnya turun sekitar 40 persen sejak puncaknya pada November.

Pabrik Tesla di China mengakhiri kuartal kedua dengan rekor tingkat produksi bulanan, dan perusahaan mengatakan produksi terus tumbuh di Texas dan pabrik barunya di Jerman mengalami peningkatan tingkat produksi yang kuat menjelang akhir kuartal.

Namun, Tesla tidak memberikan prospek produksi terperinci untuk pabriknya di Berlin dan Texas, yang sebelumnya dikatakan Musk kehilangan miliaran dolar.

"Kami siap menghadapi tantangan margin jangka pendek karena tantangan (baru) dengan peningkatan produksi baru, khususnya di Berlin," kata Morgan Stanley dalam sebuah laporan setelah pengumuman laba.

Pembuat kendaraan listrik (EV) itu membukukan laba yang disesuaikan sebesar 2,27 dolar AS per saham versus perkiraan konsensus analis sebesar 1,81 dolar AS.

Margin kotor otomotifnya turun menjadi 27,9 persen dari tahun sebelumnya dan kuartal sebelumnya, di tengah tekanan inflasi.

Perusahaan telah menaikkan harga mobilnya beberapa kali tahun ini untuk mengatasi biaya lithium yang lebih tinggi yang digunakan dalam baterai dan aluminium yang digunakan untuk bodi, bersama dengan bahan baku lainnya.

Namun demikian, Musk mengatakan Tesla akan menurunkan harga ketika inflasi mereda.

"Kuartal solid Tesla adalah tanda terbaru bahwa mereka telah melakukan pekerjaan luar biasa dalam menavigasi melalui rantai pasokan global dan tantangan logistik, mengatasi badai lebih baik daripada kebanyakan pembuat mobil lawas," kata Jesse Cohen, analis senior di Investing.com

"Efisiensi manufaktur Tesla yang meningkat menempatkannya pada posisi yang baik untuk memproduksi lebih banyak mobil, menempatkannya di jalur yang tepat untuk melampaui target pengirimannya untuk tahun ini," katanya.

Tesla mengatakan telah mengubah sekitar 75 persen dari pembelian bitcoin menjadi mata uang fiat, yang menambahkan 936 juta dolar AS uang tunai ke neraca. Musk di awal panggilan konferensi dengan para analis mengatakan penjualan itu dilakukan untuk meningkatkan likuiditas ketika Tesla tidak yakin tentang berapa lama penguncian COVID-19 di China akan berlanjut. Tesla belum menjual kepemilikannya atas uang kripto Dogecoin, tambahnya.

“Tidak jelas persis berapa banyak kerugian kelompok itu akibat aksi jual di kripto, tetapi dengan 75 persen kepemilikannya sekarang diubah menjadi mata uang yang lebih stabil, sebagian besar kerusakan telah diakui,” kata Laura Hoy, analis di Hargreaves Lansdown.

"Namun, kerugian Bitcoin menunjukkan bagian penting dari kasus investasi Tesla - pemiliknya yang eksentrik. Sementara inovasi Musk yang mengesankan telah menjalankan perusahaan dengan baik, bakat pribadinya mulai menimbulkan pertanyaan tata kelola," tambahnya.

Total pendapatan turun menjadi 16,93 miliar dolar AS pada kuartal kedua dari 18,76 miliar dolar AS pada kuartal sebelumnya, mengakhiri rekor pendapatan dalam kuartal terakhir, ketika berjuang untuk memenuhi permintaan mobil listriknya karena penutupan pabrik Shanghai dan tantangan produksi di pabrik baru.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022