Jakarta (ANTARA) - Yayasan KNCV Indonesia bersama Kementerian Kesehatan RI mensosialisasikan program pengentasan penyakit tuberkulosis (TBC) tahun 2030 melalui kampanye virtual run bertema Run to End TB.

"Kegiatan ini menekankan edukasi mengenai apa itu TBC yang dikemas melalui kegiatan kampanye menyenangkan dan menyehatkan seperti berlari," kata Direktur Eksekutif Yayasan KNCV Indonesia Jhon Sugiharto melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis siang.

Ia mengatakan kegiatan virtual run bertema Run to End TB dengan tagline #SemuaHarusTahuTBC #AKTIFinaja sekaligus memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia yang jatuh pada 24 Maret.

Baca juga: Kemenkes: 8 provinsi jadi target prioritas eliminasi TBC di Indonesia

John mengatakan TBC merupakan penyakit menular yang masih banyak terjadi di Indonesia. Menurut Global Tuberculosis Report Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2021, saat ini Indonesia masih menduduki peringkat ketiga tertinggi di dunia setelah India dan Tiongkok.

Laju kasus infeksi baru di Indonesia dilaporkan mencapai 845.000 atau 320 per 100.000 penduduk dan angka kematian sebesar 98.000 atau 40 per 100.000 penduduk.

Tidak hanya kasus TBC aktif yang masih banyak ditemukan di Indonesia, infeksi TBC yang tidak aktif di dalam tubuh turut memperkeruh permasalahan TBC di Indonesia, karena tingginya mobilisasi dan kepadatan penduduk.

"Kegiatan kampanye Run to End TB untuk meningkatkan pengetahuan, kepedulian dan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap penyakit TBC," katanya.

Kegiatan tersebut mengajak masyarakat Indonesia untuk melakukan aktivitas fisik berupa olahraga lari dengan kategori 10K (sepuluh kilometer). Pendaftaran Run to End TB dibuka pada 25-28 Juli 2022 dan pelaksanaan virtual run akan dilaksanakan serentak pada 20-30 Agustus 2022 dengan target 10.000 peserta.

Baca juga: Stop TB: Tuberkulosis jadi ancaman bagi keamanan kesehatan global

Kegiatan virtual run dikemas semenarik mungkin dimana peserta akan mendapatkan race pack berupa kaos lari, stiker E-BIB (nomor peserta), sertifikat elektronik, stiker, dan medali penghargaan yang terbagi menjadi beberapa paket berlari, seperti paket aksi, paket eliminasi, dan paket bebas.

Dengan memilih paket aksi, kata John, peserta lari akan mendapatkan e-BIB yang bisa dicetak dan digunakan saat berlari menyelesaikan jarak 10K.

Dengan mengunggah bukti lari sepanjang 10K melalui tangkapan layer aplikasi pengukur jarak dari ponsel, peserta dapat mengunduh sertifikat partisipasi dari kampanye virtual run eliminasi penyakit TBC ini.

Selain itu, peserta lari juga turut berpartisipasi dalam upaya skrining TBC melalui aplikasi Solusi Online Berbagi Informasi TBC (SOBAT TBC) yang dapat dilakukan secara mandiri untuk mempermudah masyarakat luas dalam melakukan deteksi dini tanda dan gejala penyakit TBC.

Diluncurkan pada peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia Maret 2021, aplikasi SOBAT TB yang dikembangkan oleh Yayasan KNCV Indonesia adalah bentuk semangat dukungan terhadap program tuberkulosis nasional Kemenkes RI dalam merealisasikan target eliminasi TBC 2030.

Baca juga: Pakar: Penting bagi dunia untuk susun pendanaan bagi TBC

Baca juga: Ahli: Perlu tindakan berani guna capai target eliminasi TBC 2030


SOBAT TB diluncurkan Kemenkes RI sebagai inovasi untuk meningkatkan penemuan kasus TBC di tengah masyarakat Indonesia dengan cara deteksi dini lewat skrining mandiri yang mudah dan cepat.

"Harapan kami, masyarakat dapat semakin tahu bahwa dewasa ini skrining dini TBC secara mandiri dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, sehingga semakin banyak orang yang tersadar bahwa penanggulangan dan pencapaian eliminasi TBC adalah mimpi besar yang dapat kita raih melalui partisipasi bersama," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022