Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan memberikan tablet tambah darah (TTD) kepada siswi SMP dan SMA sederajat sebagai upaya menciptakan orang Indonesia sehat.

"Tabletnya diminum pada saat remaja, sebelum hamil, dan setelah melahirkan," ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat mengunjungi sejumlah sekolah yang berada di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis.

Ia mengemukakan, jumlah ibu melahirkan yang meninggal setiap tahun mencapai sekitar 7.000 orang, sementara bayi lahir meninggal mencapai sekitar 25.000.

Baca juga: Kemenkes targetkan 16,2 juta remaja putri konsumsi tablet tambah darah

Ia menambahkan, salah satu penyebab kematian itu adalah kurang zat besi. Perempuan hamil yang kekurangan zat besi kemungkinan meninggalnya tinggi saat melahirkan karena kekurangan darah.

"Jadi tugas saya memastikan adik-adik ini sehat dan harus dipastikan zat besinya cukup. Itu mesti minum tablet tambah darah," tuturnya.

Sebagai langkah awal, pemberian TTD dilakukan di empat sekolah, yakni SMAN 1 Cibinong dengan penerima sekitar 630 siswi, SMPN 1 Cibinong sebanyak 640 siswi, SMAN 2 Cibinong 600 siswa, dan SMKN 1 Cibinong 500 siswa.

Baca juga: Pemerintah perluas layanan gizi dengan pemberian tablet tambah darah

Pemberian TTD, kata Menkes Budi, merupakan upaya preventif untuk mencegah kematian ibu pada saat melahirkan. Upaya itu dilakukan sejak seorang perempuan berusia remaja.

"Pemberian TTD pada siswi di sekolah sekarang ini merupakan salah satu upaya pencegahan sesuai siklus hidup," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Menkes Budi berpesan kepada seluruh siswa siswi sekolah agar rajin berolahraga, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, dan makan makanan bergizi seimbang.

Baca juga: Menkes minta remaja putri rutin konsumsi TTD guna tekan stunting

"Titipan saya itu saja, agar teratur minum tablet tambah darah untuk mencegah kematian ibu, rajin berolahraga dan makan makanan bergizi agar sehat," katanya.​​​​​​
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022