Pasuruan (ANTARA) - Konsep ekonomi sirkular diterapkan Danone Aqua dengan menggandeng sektor terkecil pengumpul botol bekas minuman kemasan hingga mampu memproduksi kembali menjadi botol baru.

"Definisi ekonomi sirkular itu harusnya sebuah bahan baku jadi kemasan produk, kemudian dibuat jadi bahan baku lagi," kata Packaging Circularity Senior Manager Danone Aqua Jeffri Ricardo di Surabaya, Kamis.

Jeffri menerapkan konsep ekonomi sirkular ini salah satunya di lokasi mitra Danone Aqua mulai dari Tulungagung, hingga ke Pasuruan di Provinsi Jawa Timur.

Di Desa Bagoan, Tulungagung, Jawa Timur, terdapat lokasi pengumpulan botol plastik bekas bernama Bagoan Collection Center. Di lokasi tersebut pihak Danone Aqua bekerjasama dengan pemilik pusat pengumpulan bernama Tris Widiatmoko.

Baca juga: Danone-Aqua berkomitmen dukung pengelolaan sampah di kawasan wisata

Di pusat pengumpulan botol plastik tersebut, dalam satu hari Aqua mengambil 4 ton botol plastik yang telah dipilah dan dipres untuk kemudian dibawa ke tempat pengolahan agar menjadi botol baru.

Selain pusat pengumpulan, pihaknya juga bekerjasama dengan TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) dan TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle), salah satunya TPS3R Abi Martopuro Purwosari, Pasuruan, Jawa Timur.

Sebelum membawa botol plastik, di TPS3R para pekerja harus memilah terlebih dahulu jenis-jenis sampah yang dikumpulkan dengan cara jemput bola dari warga ke warga.

Seluruh botol plastik dengan kualitas food grade sehingga teruji kelayakannya dan berwarna bening maupun biru muda kemudian dikumpulkan dan diolah di PT Veolia Services Indonesia yang terletak di Rembang, Pasuruan, sebagai mitra Danone Aqua.

Jeffri menjelaskan di lokasi tersebut botol bekas yang semula bercampur dan tidak dibersihkan akan dicacah dan dicuci dengan panas tertentu untuk menghilangkan mikro bakteri.

Setelah itu, botol-botol akan menjadi bentuk kecil yang disebut pallet. Pallet ini kemudian dibawa ke pabrik Aqua di Pasuruan, Jawa Timur, untuk diolah menjadi botol minum 100 persen daur ulang dan 25 persen daur ulang.

"Kalau kita melihat dari segi impact (dampak) ke lingkungan, kita mengumpulkan sampah botol plastik. Nah tapi pasti ada tantangan tersendiri dimana ada namanya kontaminan," ujar Jeffri kepada media.

Baca juga: Danone-AQUA bersama mitra ikuti Bali's Biggest Clean Up 2022

Kontaminan yang semakin banyak ditemukan di botol-botol bekas untuk daur ulang ini nantinya akan mempengaruhi seberapa banyak bahan baku Danone Aqua untuk memproduksi botol minumnya.

Maka dari itu, selain bekerjasama dengan mitra-mitranya, Danone Aqua mengaku tetap memberi edukasi kepada masyarakat sebagai konsumen agar memahami pentingnya pemilahan dari rumah.

Selain penerapan ekonomi sirkular yang mengubah botol bekas menjadi produk yang sama, program Inclusive Recycling Indonesia (IRI) yang digarap Danone Aqua juga turut menyejahterakan pegawainya. Mulai dari memberi BPJS Ketenagakerjaan, penghasilan, hingga edukasi.

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022