Stok banyak dari berbagai merek vaksin
Jakarta (ANTARA) -
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengharapkan jumlah penerima vaksin COVID-19 dosis ketiga meningkat guna mencegah risiko keparahan di tengah kasus yang sedang meningkat.
 
"Orang tidak di booster bisa 20 kali risikonya lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang di booster," ujar Menkes Budi di sela kunjungan ke sejumlah sekolah di kawasan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis.
 
Saat ini, lanjut dia, masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis ketiga baru mencapai sekitar 50.000 orang atau sekitar 25 persen dari yang ditargetkan sebanyak 208,26 juta orang.
 
"Kita ingin lebih banyak karena kasus sedang naik," tuturnya.
 
Ia menyampaikan bahwa ketersediaan vaksin COVID-19 di dalam negeri masih cukup banyak. Oleh karena itu, masyarakat diminta segera untuk melakukan vaksinasi.

Baca juga: Vaksinasi penguat jadi syarat masyarakat beraktivitas di ruang publik

Baca juga: Pemerintah diminta percepat vaksinasi dosis ketiga mitigasi BA.4-BA.5

 
"Stok banyak dari berbagai merek vaksin," ucapnya.
 
Sebelumnya, Lead Co-Chair Global Health Security and COVID-19 Task Force T20 Indonesia Prof Hasbullah Thabrany menegaskan kembali bahwa vaksinasi COVID-19 dosis ketiga (booster/penguat) sangat penting bagi orang-orang yang berisiko, termasuk anak-anak, selama pandemi masih berlangsung.
 
Ia menuturkan vaksin penyakit flu semacam COVID-19 biasanya tidak berlangsung seumur hidup, seperti kasus polio. Oleh karena itu, diperlukan penyuntikan vaksin penguat pada periode-periode di mana antibodi yang dihasilkan dari vaksin di dalam tubuh sudah berkurang.

Ia menambahkan vaksin booster merupakan proses pencegahan agar kita terhindar dari penyakit. "Jadi, go booster!," katanya.
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022