Pontianak (ANTARA) - Teater Mendu Pontianak menggelar pementasan teater Putri Cahaya yang akan dilaksanakan pada tanggal 29 sampai 30 Juli 2022 di Taman Budaya Pontianak guna melestarikan teater tradisional di Kalimantan Barat.

"Teater Putri Cahaya ini merupakan karya dari Jerie Anwar dengan sutradara Evi Yulianti alias Uli Topeng di Taman Budaya Kalbar, Pontianak, 29 sampai 30 Juli 2022, pukul 19.30 WIB," kata salah satu pendiri Teater Mendu, Jerie Anwar, di Pontianak, Kamis.

Baca juga: Tantangan para kru di balik layar #MusikalDirumahAja

Dia menjelaskan, pementasan ini merupakan upaya untuk tetap melestarikan dan mengembangkan keberadaan Teater Mendu, khususnya di Kalimantan Barat, sekaligus regenerasi pelakunya.

"Seperti kita ketahui, di tengah era milenial ini, Mendu sebagai teater tradisional tetap kita upayakan eksis tak lekang di makan zaman. Karenanya, setiap pementasan Mendu kita selalu berusaha melibatkan aktor lintas generasi, yang tua berkolaborasi dengan yang muda, agar Teater Mendu tidak kehilangan rohnya sekaligus menyiapkan generasi penerusnya," tuturnya.

Baca juga: Kemenparekraf perlu kembangkan industri film berlatar belakang sejarah

Jerie mengatakan, pada pementasan kali ini pihaknya menghadirkan aktor seperti Kamil Ibrahim (Khadam), Pradono (Ahli Nujum), Yuniarsih PJI (Permaisuri), Budi Kk (Raja), Solihin (Perdana Menteri), BebenMC (Panglima Boga) berkolaborasi dengan Nadila Husein (Tuan Putri), Gusti Fajar (Datok Penasihat), Pontigile (Mak Dayang), Surya Ramdhani (Jaya Prana), Zakaria (Hulubalang), dan Muhammad Rizqi Meshoria (Hulubalang) serta diperkuat dengan para pemusik dan penari dari Sanggar Andari Pontianak, termasuk penari awal Mendu seperti Kusmindari Triwati dan Sri Surikanti.

Di tempat yang sama, Ketua Teater Mendu Pontianak sekaligus Pemimpin Produksi, Kusmindari Triwati, menjelaskan, pementasan ini dibagi dua segmen penonton.

"Malam pertama (29/7/2022) tiketnya sudah habis, khusus untuk penonton dari pihak pemain dan tim produksi serta beberapa pejabat dan tokoh masyarakat. Sedangkan malam kedua (30/7/2022) baru dengan tiket untuk umum," kata Kusmindari.

Baca juga: Monolog "Di Tepi Sejarah" hidupkan lagi kisah pelukis Emiria Soenassa

"Saat ini, kita telah kehilangan banyak tokoh Teater Mendu Pontianak. Tinggal beberapa yang bisa disebut sebagai orang tua kita yang masih eksis, di antaranya Jerie Anwar, Burhan HG, Kamil Ibrahim, Syarifah Sylviana Almuthahar, Syarifah Marlyna Almuthahar, Sri Surikanti, Ardiansyah Ibrahim, dan lain-lain," katanya.

Karenanya, lanjut dia, pada malam pertama pementasan, pihaknya akan melaksanakan seremonial untuk mengenang para tokoh Teater Mendu Pontianak, di antaranya A.A. Kamaruddin, BA, A. Muin Ikram, Sataruddin Ramli, Yusuf ABA, Matsye Yacoub, Victor Hermanto, Latif Simanjuntak, Herman AR, Benny Hasan, Husni Asra, Syarif Ibrahim, Musa Saleh, dan lain-lain,” jelas pimpro yang juga koreografer tari Andari yang akrab disapa Dai ini.

Baca juga: Taman Budaya Kalsel berupaya angkat kesenian Damarwulan

Di tempat yang sama, Uli Topeng yang bertindak menjadi sutradara teater tersebut, menuturkan, Putri Cahaya bercerita tentang keadaan Kerajaan Bukit Semenanjung yang tengah chaos dilanda bencana.

Terjadi intrik di antara pejabat tinggi istana. Maka timbul silang sengketa di antara mereka hingga akhirnya mengakibatkan Sri Baginda Raja terbunuh.

"Nah, bagaimana keseruan kisah lengkapnya, bagi masyarakat umum yang penasaran, silakan segera pesan tiketnya dan saksikan pada Sabtu, 30 Juli 2022, pukul 19.30 WIB di Taman Budaya Kalbar," kata Uli.

Baca juga: "My Neighbor Totoro" diadaptasi dalam pertunjukan teater musikal

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2022