Jakarta (ANTARA) - Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Makmur optimistis kapasitas pabrik mereka di Cikarang, Jawa Barat, mampu memenuhi permintaan Stargazer yang cukup tinggi di Indonesia.

Hal itu seiring dengan pertanyaan apakah calon konsumen mobil segmen MPV terbaru Hyundai tersebut perlu melakukan inden atau tidak.

"Kita lihat nanti seperti apa kumpulan indennya, karena harus tunggu dulu pada saat barangnya ada dan konsumen sudah lihat pasti permintaan akan naik drastis," kata Makmur saat ditemui di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Terungkap, ini tampilan penuh dan harga resmi Hyundai Stargazer

Baca juga: Hyundai pastikan Stargazer pakai teknologi Bluelink seperti Creta


"Tetapi di satu sisi sebenarnya kapasitas produksi pabrik kita siap. Kapasitas pabrik kita 150 ribu (unit), dan bisa maksimum sampai 250 ribu (unit). Jadi kita tinggal mengatur booking-nya masuk dan kita tinggal mengatur produksinya," imbuhnya.

Lebih lanjut, Makmur mengatakan perusahaan telah melakukan produksi Stargazer sejak Juli. Sebelumnya, produksi hanya ditujukan untuk persiapan dan trial test. Sementara, produksi massal dan pengiriman kendaraan ke diler akan dilakukan mulai akhir bulan ini.

Produksi otomotif pun tak lepas dari pengaruh chip semikonduktor yang kini tengah mengalami krisis global.

Saat ditanya apakah itu akan menjadi isu bagi produksi dan waktu tunggu Stargazer, Makmur mengatakan ia belum bisa bicara banyak soal hal tersebut.

"Kalau soal inden karena kelangkaan chip semikonduktor ini kita belum bisa bicara sekarang. Kita sudah terima pre-booking tetapi baru akan kita lihat responnya setelah kita punya barang ter-display di diler se-Indonesia, baru kita bisa evaluasi," jelas Makmur.

"Cuma yang jelas kita sudah persiapkan unit ini sesuai dengan market yang kita analisa dan kita harapkan juga itu bisa sesuai ekspektasi kita," imbuhnya.

Menurut Makmur, hampir semua industri bisnis yang berhubungan dengan elektronik akan terdampak oleh krisis semikonduktor.

Namun, seberapa besar dampaknya tergantung dari masing-masing produksi, produk dan seberapa besar chip itu berkontribusi terhadap produk tersebut.

"Kalau di Hyundai, kita perlu manage dan persiapan dari semua vendor-vendor yang ada. So far kita berusaha agar tidak terganggu besar," ujarnya.

Saat disinggung mengenai jumlah pemesanan Stargazer, Makmur mengungkapkan pemesanan "melebihi ekspektasi".

"Pemesanan melebihi dari ekspektasi yang kita harapkan, karena pada saat kita buka SPK belum ada unit display dan juga belum ada test drive," kata Makmur.

"Kalau secara volume SPK saya belum lihat angkanya. Tetapi saat awal saja kita lihat kesan dari konsumen cukup bagus," imbuhnya.

Sementara itu, Hyundai Stargazer kini dapat dipesan melalui diler terdekat atau situs resmi HMID.

MPV ini tersedia dalam empat varian, yaitu Active (MT: Rp243.300.000) dan (IVT: Rp255.900.000); Trend (MT: Rp263.300.000) dan (IVT: Rp275.900.000); Style seharga Rp296.300.000; serta Prime seharga Rp307.100.000.

Baca juga: Hyundai akan pasok 50 model IONIQ 5 ke perusahaan taksi Jepang

Baca juga: Hyundai IONIQ 5 N performa tinggi akan meluncur pada 2023

Baca juga: Hyundai City Store Aeon Tanjung Barat dibuka, bisa pesan Stargazer
Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022