Gambaran laba mungkin sedikit lebih baik daripada yang dikhawatirkan investor
New York (ANTARA) - Indeks-indeks utama Wall Street menguat pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) didorong oleh reli sore hari dan keuntungan dalam saham-saham pertumbuhan kelas berat, termasuk Tesla.

Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 162,06 poin atau 0,51 persen, menjadi menetap di 32.036,90 poin. Indeks S&P 500 bertambah 39,05 poin atau 0,99 persen, menjadi berakhir di 3.998,95 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup naik 161,96 poin atau 1,36 persen, menjadi 12.059,61 poin.

Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 ditutup di wilayah positif, dengan sektor konsumen non-primer, perawatan kesehatan, dan teknologi informasi membukukan kenaikan terbesar masing-masing bertambah lebih dari 1,0 persen.

Penurunan harga minyak memukul sektor energi S&P 500, yang jatuh 1,7 persen untuk memimpin penurunan di seluruh sektor.

Baca juga: Harga minyak anjlok, dipicu naiknya stok bensin AS dan suku bunga ECB

Saham Tesla melonjak 9,8 persen setelah pembuat kendaraan listrik itu pada Rabu (20/7/2022) malam membukukan hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan.

Keuntungan Tesla membantu mengimbangi penurunan saham telekomunikasi dan energi, sementara AT&T Inc jatuh, mengirim saham telekomunikasi turun setelah operator nirkabel itu memangkas perkiraan arus kas dengan mengatakan beberapa pelanggan menunda pembayaran tagihan.

Sementara itu saham-saham energi tergelincir karena harga minyak mentah yang lemah.

"Gambaran laba mungkin sedikit lebih baik daripada yang dikhawatirkan investor," kata Penasihat Investasi dan Manajer Portofolio Cozad Asset Management, J Bryant Evans. "Kami investor berpikir bahwa ..terutama teknologi (sektor) telah turun terlalu jauh, dan mungkin ada beberapa peluang penilaian di sana.”

Amazon dan Apple) masing-masing naik 1,5 persen, dengan kedua perusahaan akan melaporkan pendapatan mereka pada 28 Juli.

Pelaku pasar terus menunggu dengan cemas untuk pertemuan Federal Reserve (Fed) AS minggu depan di mana pembuat kebijakan diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin untuk mengekang inflasi yang tidak terkendali.

Bergabung dengan rekan-rekan globalnya, Bank Sentral Eropa memberikan kenaikan suku bunga 50 basis poin untuk menjinakkan inflasi dalam kenaikan suku bunga pertama sejak 2011.

Baca juga: Harga emas naik 13,20 dolar, ditopang "greenback" yang lebih lemah

Keputusan suku bunga Fed minggu depan akan diikuti oleh data produk domestik bruto AS kuartal kedua yang penting, yang kemungkinan akan negatif lagi.

Dengan satu aturan umum, dua perempat pertumbuhan PDB negatif berarti Amerika Serikat berada dalam resesi.

Jumlah orang Amerika yang mendaftar untuk tunjangan pengangguran naik ke level tertinggi dalam delapan bulan, data terbaru untuk lebih lanjut memicu kekhawatiran resesi.

“Konsumen baru mulai bereaksi terhadap lebih sedikit uang di kantong mereka, baik dari penurunan pasar kerja secara keseluruhan atau dari kenaikan suku bunga dan inflasi”, Evans menambahkan.

"Sebagian dari laba yang kuat mencerminkan kekuatan konsumen di masa lalu, sedangkan banyak penurunan yang lebih luas yang telah kita lihat .. selama beberapa bulan terakhir telah menyebabkan perlambatan ekonomi yang lebih luas yang pada akhirnya akan mempengaruhi konsumen."

Volume transaksi di bursa AS mencapai 10,58 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 11,63 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Baca juga: Saham Inggris berakhir naik, Indeks FTSE 100 terkerek 0,09 persen
Baca juga: Saham Jerman kembali jatuh, Indeks DAX 40 terpangkas 0,27 persen
Baca juga: Saham Prancis bangkit, Indeks CAC 40 terangkat 0,27 persen
Baca juga: IHSG ditutup melemah, tertekan keputusan BI tahan suku bunga acuan

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022