Beijing (ANTARA) - Gelombang panas diperkirakan akan kembali melanda China selama 10 hari ke depan setelah jeda singkat, dengan suhu tinggi diperkirakan dari arah timur ke barat, kata para ahli meteorologi.

Lonjakan suhu yang tajam di China diperkirakan terjadi segera pada Sabtu (23/7), yang dikenal sebagai hari "panas besar" di Almanak China.
Kenaikan suhu yang tinggi itu kemudian meningkat menjadi gelombang panas, yang didefinisikan sebagai periode cuaca panas yang tidak biasa selama tiga hari atau lebih.

Cuaca panas itu diperkirakan memiliki cakupan yang serupa dengan gelombang panas yang terjadi pada 5-17 Juli. Namun, lebih banyak wilayah di China dapat dilanda suhu mencapai 40 derajat Celsius atau lebih tinggi, kata kepala badan ramalan cuaca pusat Fu Jiaolan kepada media pemerintah, Kamis.

Sebuah peringatan kuning, yang merupakan tingkat terendah dalam sistem peringatan tiga tingkat China, dinaikkan pada Jumat untuk provinsi manufaktur Zhejiang, Fujian dan Guangdong, yang mengalami suhu 35 derajat Celsius yang diperkirakan berlangsung selama tiga hari ke depan.

Baca juga: Peneliti rekonstruksi perubahan suhu di dataran China 30.000 tahun terakhir

Suhu tinggi pada musim panas ini telah digambarkan oleh para pengamat cuaca China sebagai suhu ekstrem, di mana terjadi peningkatan permintaan pendingin ruangan (AC) dari rumah, kantor dan pabrik.

Hal itu mendorong beban pada jaringan listrik mencapai rekor baru di lebih dari 12 provinsi di China.

Dari 1 Juni hingga 20 Juli, sebagian lembah Sungai Kuning dan Sungai Yangtze - yang merupakan pusat utama industri dan perdagangan - mengalami setidaknya 10 hari suhu tinggi lebih dari biasanya.

Sejak Juni, gelombang panas juga melanda beberapa daerah lain di Asia Timur, Eropa Barat, Afrika Utara, dan Amerika Utara, hingga memicu kebakaran hutan di banyak negara.

Para ilmuwan memperingatkan bahwa perubahan iklim hanya akan membuat gelombang panas lebih panas dan lebih sering terjadi.

Suhu tertinggi yang pernah tercatat di China masih menjadi bahan perdebatan.

Menurut sejumlah media China, periode terpanas dalam 300 tahun terakhir terjadi pada Juli 1743 selama masa dinasti Qing, dan seorang misionaris Prancis di Beijing dikatakan telah mencatat suhu tertinggi sepanjang masa mencapai 44,4 derajat Celsius.

Pada 2015, sebuah portal berita di Xinjiang melaporkan suhu 50,3 derajat Celsius di stasiun prakiraan cuaca dekat Ayding, yakni salah satu tempat terpanas di China selama musim panas.

Sumber: Reuters

Baca juga: Gelombang panas masih melanda Shanghai
Baca juga: China perbarui peringatan oranye saat suhu tinggi landa wilayah utara

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022