Kami evaluasi
Jakarta (ANTARA) - Pemprov DKI mengevaluasi sarana dan prasarana Jakarta International Stadium (JIS) setelah salah satu bagian pagar pembatas tribun penonton roboh saat peresmian perdana pada Minggu (24/7).

"Kami evaluasi, apakah memang waktu dibangun itu masih kurang kuat atau bagaimana nanti kami lihat," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota Jakarta, Senin.

Menurut dia, beberapa indikator dievaluasi di antaranya dari sisi konstruksi hingga faktor penonton yang saat itu bersemangat.

"Apa lebih besar karena memang kurang kuat waktu dibangun atau pagarnya atau karena semangatnya, lagi semangat-semangatnya," imbuh Riza.

Pihaknya juga mengevaluasi kapasitas penonton di tribun agar tidak menumpuk di satu titik sehingga mengurangi bobot penonton.

Baca juga: Pagar roboh, kualitas JIS diminta untuk diperiksa menyeluruh

"Ini jadi pembelajaran buat semua, untuk kami menjaga dan merawat," ucapnya.

Sebelumnya, pagar pembatas tribun penonton sebelah utara ambruk sebagian sekitar pukul 17.40 WIB saat pertunjukan musik atau sesaat sebelum laga persahabatan Persija melawan Chonburi dari Thailand dimulai.

Tidak ada korban jiwa atau luka dalam insiden saat peresmian perdana JIS itu dan pertandingan kemudian tetap berlanjut.

Sementara itu, Gubernur DKI Anies Baswedan mengatakan insiden itu terjadi karena tingginya semangat Jakmania mendukung Persija dalam laga melawan Chonburi FC.

"Kemudian soal pagar saya rasa semangatnya luar biasa tinggi dan ini kali pertama digunakan," kata Anies di JIS, Jakarta Utara, Minggu (24/7).

Baca juga: The JakMania minta Jakpro evaluasi keamanan penonton di dalam JIS

Ia menyebut robohnya pagar pembatas itu sebagai bagian dari proses pembelajaran dan mengibaratkan insiden itu dengan pertumbuhan gigi.

"Kalau analoginya ini growing pain, growing pain itu gigi tumbuh. Kalau gigi tumbuh itu dokter tidak akan bilang itu penyakit, tapi proses alami sebuah pertumbuhan. Sama seperti ini bagian dari proses alami," ucapnya.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2022