Energi panas bumi ini masih bisa dikembangkan di Sumsel terutama di lokasi-lokasi yang dekat pegunungan
Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan mengundang investor untuk menggarap energi baru terbarukan (EBT) panas bumi karena memiliki sejumlah kawasan pegunungan di Pagaralam dan Lahat yang diperkirakan memiliki sumber daya alam tersebut.

Gubernur Sumsel Herman Deru di Desa Segamit, Kecamatan Semende Darat Ulu, Kabupaten Muara Enim, Senin, mengatakan, pemprov terus mendorong pengembangan EBT panas bumi setelah resmi beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Rantau Dedap di Kabupaten Muara Enim pada Desember 2021.

Sebelumnya, di Sumsel sudah berdiri PLTP Lumut Balai berkapasitas 55 MW milik Pertamina Geothermal Energy (PGE) di Kabupaten Muara Enim.

“Energi panas bumi ini masih bisa dikembangkan di Sumsel terutama di lokasi-lokasi yang dekat pegunungan,” kata Herman Deru saat meninjau PLTP Rantau Dedap.

Asalkan didukung oleh hasil studi dan ada investor yang mau menggarapnya, bukan tak mungkin Sumsel menjadi sumber EBT panas bumi terbanyak di Tanah Air.

Ia berkeyakinan hal itu dapat terwujud apalagi investor memanfaatkan memanfaatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berasal dari nasional maupun lokal dalam pengerjaan proyek tersebut.

“Kami mensyukuri atas selesainya proyek PLTP ini. Nantinya, pada September 2022 akan diresmikan oleh Presiden Jokowi,” kata dia.

Direktur Eksekutif PT Supreme Energy Rantau Dedap Nisriyanto mengatakan proyek Rantau Dedap merupakan proyek panas bumi yang sangat menantang karena konstruksi dilakukan di area berketinggian 2.600 meter di atas permukaan laut.

Energi panas bumi ini umumnya berada di daerah pegunungan, yang secara otomatis merupakan kawasan remote area sehingga perusahaan harus membangun akses jalan sejauh 40-50 kilometer.

Proyek ini diawali melalui studi pada 2008 yang membuat kesimpulan bahwa ada energi panas bumi yang terkandung di Muara Enim, Lahat dan Pagaralam.

Lalu pada 2012 dibuat perjanjian dengan PLN, untuk kemudian dilanjutkan dengan konstruksi pada 2013. Perusahaan menginvestasikan dana senilai Rp10 triliun.

“Kami membangun PLTP ini sebagai wujud komitmen untuk membangun pembangkit ramah lingkungan,” kata dia.

Saat ini energi dari PLTP Rantau Dedap sudah terkoneksi dengan jaringan 75 KV milik PLN yang menambah keandalan listrik untuk wilayah Sumatera Bagian Selatan.

Produksi listrik 91,2 MW itu disalurkan ke Gardu Induk PLN Lumut Balai sehingga langsung terhubung ke jaringan listrik Lahat.

Setelah masuk ke jaringan tersebut maka secara otomatis suplai dari PLTP Rantau Dedap ini mendukung tol interkoneksi milik PLN yang membentang dari Utara ke Selatan wilayah Sumatera Bagian Selatan.

Baca juga: KemenESDM pacu infrastruktur EBT guna capai target bauran 23 persen
Baca juga: PLN: 50 persen tambahan kapasitas pembangkit listrik 2030 berbasis EBT
Baca juga: Kementerian ESDM akan bangun 33.476 BMN infrastruktur EBT tahun ini

 

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022