Cilacap (ANTARA) - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengharapkan kegiatan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) dapat meningkatkan produktivitas nelayan dalam menangkap ikan di laut.

"Sebetulnya yang kami harapkan dengan adanya Sekolah Lapang Cuaca Nelayan ini, maka produktivitas tangkap ikan itu dapat ditingkatkan karena nelayan bisa membuat perencanaan sebelum berlayar," katanya usai membuka kegiatan SLCN 2022 di Cilacap, Jawa Tengah, Selasa.

Dia mengatakan perencanaan tersebut dapat dilakukan nelayan dengan melihat kondisi gelombang dan kondisi arus laut, termasuk zona mana yang penuh ikan, sehingga bisa langsung ke sasaran.

Menurut dia, semua itu akan dilatihkan kepada para nelayan yang mengikuti kegiatan SLCN 2022 agar mereka bisa menggunakan aplikasi Indonesian Weather Information for Shipping (INA-WIS), yakni sistem informasi cuaca maritim interaktif yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna transportasi laut termasuk nelayan.

"Juga mewaspadai gelombangnya seperti sekarang ini merah, gelombang tinggi. Jadi, berhenti dulu, jangan berlayar, menunggu sampai warnanya berubah menjadi lebih muda, artinya gelombangnya lebih rendah," kata Dwikorita sembari menyebutkan informasi yang disajikan dalam INA-WIS.

Dia mengatakan perencanaan yang dibuat nelayan juga dapat menurunkan angka kecelakaan di laut.

"Jadi, tidak hanya meningkatkan produktivitas perikanan tangkap, jumlah kecelakaan juga menurun," katanya.

Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Taruna Mona Rachman mengatakan berdasarkan evaluasi, sebelum adanya kegiatan SLCN, nelayan Cilacap ketika hendak melaut asal berangkat saja tanpa memerhatikan informasi cuaca yang dikeluarkan BMKG.

Baca juga: Ganjar ajak nelayan Cilacap manfaatkan teknologi dan informasi BMKG

Dengan demikian ketika melaut dan terjadi cuaca buruk, kata dia, banyak kejadian kecelakaan yang menimpa nelayan di laut, sehingga menimbulkan kerugian.

"Jadi, semenjak mereka mendapat informasi dari BMKG, mereka bisa mengatur, kira-kira berbahaya apa enggak kalau saya pergi melaut," katanya.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menambahkan jika diukur secara pemahaman, sebelum melaksanakan SLCN ada pre-test dan post-test bagi nelayan.

Saat pre-test, kata dia, rata-rata pemahaman nelayan sekitar 30-40 persen namun setelah diberi pelatihan yang dilanjutkan dengan post-test, pengetahuan nelayan terhadap informasi cuaca bertambah 80-85 persen.

"Sedangkan untuk produktivitas tangkapan karena sudah jelas ada di mana, itu kemarin setelah dievaluasi ada peningkatan rata-rata 15-20 persen di seluruh Indonesia. Memang ada daerah-daerah tertentu yang bisa mencapai 35 persen," katanya.

Anggota Komisi V DPR RI Novita Wijayanti mengapresiasi antusiasme nelayan Cilacap untuk mengikuti kegiatan SLCN 2022 guna mendapatkan pengetahuan lebih banyak mengenai cuaca maritim.

"Begitu antusiasnya nelayan mengikuti pelatihan, itu artinya pelatihan hari ini sangat diharapkan oleh para nelayan. Ini sangat bermanfaat dan efeknya sangat positif untuk nelayan di Kabupaten Cilacap," katanya.

Baca juga: 100 nelayan di NTB ikuti sekolah lapang cuaca

Asisten Pemerintahan Sekretaris Daerah Cilacap Dian Setyabudi menyampaikan terima kasih atas perhatian BMKG dan Komisi V DPR RI terhadap nelayan Cilacap.

Dengan adanya kegiatan SLCN 2022, kata dia, pengetahuan nelayan Cilacap akan lebih meningkat.

"Yang tadinya asal berangkat (melaut, red.), sekarang melihat dulu informasi dari BMKG bagaimana, sehingga mereka akan lebih dapat melaksanakan aktivitasnya dengan maksimal," katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Wakil Ketua II Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap Teuku Iskandar Muda menyambut baik kegiatan SLCN 2022 karena bermanfaat untuk nelayan.

Melalui kegiatan tersebut, kata dia, nelayan Cilacap mendapatkan pemahaman tentang informasi cuaca maritim sehingga bisa menyiapkan perencanaan yang matang sebelum berangkat melaut.

"Harapan kami, BMKG juga bisa meningkatkan pelayanan karena seperti yang disampaikan Pak Gubernur (Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, red.) bahwa nelayan jangan mencari, tapi menangkap ikan. Jadi pelayanan BMKG bisa meningkat dengan menginformasikan di mana posisi ikan, sehingga kami dalam bekerja bisa lebih efektif," kata alumnus SLCN Cilacap angkatan pertama itu.

Baca juga: BMKG: Perluas SLCN bantu tingkatkan mitigasi bencana hidrometeorologi
Baca juga: Kepala BMKG: Perubahan iklim jadikan ilmu titen "ambyar"
Baca juga: Anggota Komisi V DPR usulkan perubahan status BMKG Cilacap

Pewarta: Sumarwoto
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022