Kami optimistis dapat mencapai ekspor hingga 20 persen dari total produksi, karena sudah ada beberapa yang permintaan yang in the pipeline
Jakarta (ANTARA) - Salah satu industri baja yaitu PT Gunung Raja Paksi (GRP) optimistis meningkatkan porsi ekspor baja hingga 20 persen pada tahun ini atau naik dari sebelumnya yang hanya lima persen dari total produksi.

"Kami optimistis dapat mencapai ekspor hingga 20 persen dari total produksi, karena sudah ada beberapa yang permintaan yang in the pipeline," kata Direktur GRP Abednedju Giovano Warani Sangkaeng di Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan porsi ekspor baja GRP 20 persen dimulai sejak awal 2022, yakni ke Arizona untuk pabrik kendaraan listrik. Selanjutnya, ekspor ke Selandia Baru yang diresmikan oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan pada Selasa ini.

Pada 2021, baja GRP yang dihasilkan 95 persen itu untuk pasar domestik, 5 persen ekspor. Tahun ini, porsi ekspor meningkat menjadi 20 persen, dengan estimasi angka ekspor 70 juta dolar AS.

Adapun beberapa negara tujuan ekspor antara lain Australia, Malaysia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.

Dia menjelaskan Gunung Raja Paksi merupakan salah satu perusahaan baja terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi 2,2 juta ton per tahun.

Saat ini, GRP didukung oleh total 5.000 karyawan. Sejak 2019, GRP telah menjadi perusahaan publik dan bertransformasi dari perusahaan keluarga menjadi perusahaan yang profesional.

"Seluruh jajaran komisaris dan Direksi PT Gunung Raja Paksi adalah murni profesional, sehingga tidak ada lagi anggota keluarga yang menjadi anggota komisaris ataupun direksi, ini membuktikan wujud dan niat dari keluarga pendiri untuk menjadikan perusahaan yang kompeten yang profesional di bidang industri baja," katanya.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengapresiasi ekspor baja yang dilakukan GRP ke Selandia Baru, yang mana negara tersebut terkenal ketat dalam meloloskan produk baja untuk masuk ke negaranya.

"Ekspor ini merupakan bukti pengakuan bahwa kualitas baja produksi Indonesia yang world class dan dapat diterima dengan baik," ujar Mendag.

Baca juga: Mendag lepas ekspor baja senilai 4 juta dolar AS ke Selandia Baru
Baca juga: Kejagung memeriksa Dirjen Daglu Kemendag terkait kasus impor baja
Baca juga: Kemenperin apresiasi investasi industri baja sebesar Rp1 triliun


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022