Idealnya penanaman mangrove dilakukan sebelum datangnya musim ombak besar yakni April sampai dengan Agustus.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Hartono Prawiraatmadja berharap masyarakat semakin peduli memelihara ekosistem mangrove dalam peringatan Hari Mangrove Sedunia yang jatuh pada 26 Juli.

"Semoga pemahaman dan kesadaran masyarakat akan pentingnya ekosistem mangrove semakin meningkat," kata Kepala BRGM saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

Dikatakan, sampai dengan saat ini pelaksanaan rehabilitasi mangrove BRGM dan KLHK selalu dilaksanakan bersama komunitas dan program kerja masyarakat (pokmas) seperti penanaman mangrove dan pelestarian ekosistemnya.

Hartono menuturkan kolaborasi Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan BRGM akan semakin memperkuat upaya pelestarian pengelolaan mangrove ke depan.

Hartono mengatakan salah satu faktor kegagalan tanaman mangrove bertumbuh adalah faktor ketidaksesuaian musim tanam. Idealnya, penanaman mangrove dilakukan sebelum datangnya musim ombak besar yakni April sampai dengan Agustus.

Pada saat ini, untuk penanaman mangrove, akan dipilih lokasi tanam yang relatif aman dan terlindung. Penanaman di lokasi rawan akan dilaksanakan tahun berikutnya pada musim yang lebih kondusif.

Selain penanaman mangrove, upaya lain yang dilakukan untuk rehabilitasi mangrove adalah kegiatan prakondisi sosial ekonomi melalui pengembangan desa mandiri peduli mangrove.

Kegiatan lainnya mencakup sosialisasi, edukasi, sekolah lapang dan pengembangan ekonomi produktif berbasis mangrove seperti makanan, kerajinan tangan, dan wisata.

Sekolah lapang meliputi antara lain sekolah lapang rehabilitasi mangrove, sekolah lapang silvofishery tambak ramah lingkungan, dan sekolah lapang tematik ekowisata.
Baca juga: BRGM ajak "stakeholder" perkuat rehabilitasi di Hari Mangrove Sedunia
Baca juga: KEHATI: Rehabilitasi ekosistem mangrove mesti melibatkan masyarakat

Baca juga: ACB: Hutan mangrove ASEAN lindungi masyarakat hadapi perubahan iklim
 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022