Chicago (ANTARA) - Emas merosot pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), memperpanjang penurunan untuk sesi kedua berturut-turut, tertekan dolar AS yang lebih kuat karena pelaku pasar menunggu keputusan kebijakan utama dari Federal Reserve.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, melemah 1,40 dolar AS atau 0,08 persen, menjadi ditutup pada 1.717,70 dolar AS per ounce.

Emas berjangka tergelincir 8,30 dolar AS atau 0,48 persen menjadi 1.719,10 dolar AS, setelah bertambah 14 dolar AS atau 0,82 persen menjadi 1.727,40 dolar AS pada Jumat (22/7), dan terangkat 13,2 dolar AS atau 0,78 persen menjadi 1,713,40 dolar AS pada Kamis (21/7).

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,66 persen menjadi 107,1880, setelah jatuh selama tiga hari berturut-turut pada Senin (25/7), melayang di bawah level 106,5.

Namun demikian, data ekonomi yang dirilis Selasa (26/7) mendukung emas. Conference Board melaporkan bahwa indeks kepercayaan konsumen AS turun menjadi 95,7 pada Juli dari 98,4 pada Juni karena kecemasan konsumen atas kondisi ekonomi saat ini, khususnya inflasi tinggi selama empat dekade. Ini adalah angka terendah sejak Februari 2021.

Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan rumah baru AS anjlok 8,1 persen ke tingkat yang disesuaikan secara musiman di 590.000 unit pada Juni, dari 642.000 unit yang direvisi di bulan sebelumnya. Jumlah rumah baru yang terjual merupakan yang terendah sejak April 2020.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September naik 20,7 sen atau 1,13 persen, menjadi ditutup pada 18,535 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 4,9 dolar AS atau 0,56 persen, menjadi ditutup pada 864,40 dolar AS per ounce

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022