Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menawarkan konsep kebun raya menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru dengan menambahkan pusat sains dan pembinaan UMKM.

Hal itu disampaikan oleh Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam acara temu pengelola kebun raya di Jakarta, Rabu.

Handoko mengatakan integrasi tersebut guna memperkuat posisi dan manfaat kebun raya daerah, yang tidak hanya sekedar menjadi kawasan konservasi ex-situ dari flora endemik.

"Fungsi utamanya konservasi ex-situ dari tanaman endemik yang ada di situ, itu tujuan utamanya. Cuman untuk memelihara itu perlu effort (upaya), sehingga kita tidak bisa meninggalkan sisi ekonominya juga," ujar Handoko ditemui di Jakarta.

Handoko mengharapkan kebun raya di daerah-daerah akan menjadi KST (kawasan sains dan teknologi).

Baca juga: BRIN keunikan spesies baru begonia asal Kepulauan Maluku

Integrasi tersebut didorong oleh penyusunan rancangan Peraturan Presiden pengganti Perpres Nomor 93 Tahun 2011 tentang Kebun Raya, untuk mengakomodir kebutuhan terkini serta dinamika yang harus segera diantisipasi.

Menurut Handoko, atas perubahan tersebut pengelolaan kebun raya akan dibawahi oleh Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA), dengan tetap menjaga fungsinya sebagai pusat konservasi flora dan mendorong sumber pendapatan asli daerah (PAD).

Handoko menambahkan, dengan besarnya kekayaan keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia, tantangan kedepannya yaitu meningkatkan nilai manfaat yang berkelanjutan dengan riset dan inovasi sehingga mampu mewujudkan green economy (ekonomi hijau) yang dicita-citakan.

Sementara itu Direktur Kemitraan Riset dan Inovasi R. Hendrian mengatakan bahwa kegiatan temu pengelola kebun raya Indonesia ini merupakan media untuk memperkuat koordinasi dan komunikasi, berbagi informasi dan bertukar gagasan, dan menemukan solusi alternatif bagi permasalahan-permasalahan yang terkait dengan manajemen perkebunrayaan.

“Pertemuan para pengelola kebun raya di Indonesia ini merupakan sarana yang baik untuk memperkuat jejaring kerjasama dan sinergitas dalam pengembangan Kebun Raya Indonesia,” ujarnya.

Hingga saat ini terdapat 47 kebun raya di Indonesia, di mana lima kebun raya diantaranya dikelola oleh BRIN. Jumlah tersebut mewakili 18 tipe ekoregion yang terdapat pada 21 provinsi di Indonesia.

Tiap kebun raya memiliki tema yang spesifik tergantung karakteristik atau keunggulan lokal. Mengingat semakin pentingnya peran kebun raya untuk konservasi tumbuhan dan kesejahteraan masyarakat, maka pembangunan kebun raya di daerah perlu untuk terus digalakkan.

Baca juga: BRIN dukung rehabilitasi mangrove melalui pengembangan teknologi
 
Temu Pengelola Kebun Raya yang dilaksanakan di Jakarta, Rabu (27/7/2022). (Antara/Devi Nindy)

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022