Bandarlampung (ANTARA) - Yayasan IAR Indonesia (YIARI) bersama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat dan BKSDA Bengkulu SKW III Lampung, Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Batutegi melepasliarkan enam kukang Sumatera (Nycticebus coucang) hasil rehabilitasi di Kawasan Hutan KPHL Batutegi Blok Way Rilau Resor Way Sekampung, Lampung.

"Keenam kukang Sumatera tersebut berjenis kelamin betina sebanyak tiga ekor yaitu bernama Tigan, Murphy, dan Anjay, dan jantan sebanyak tiga ekor yaitu bernama Sukhoi, Lulu, dan Terserah," kata Direktur Program YIARI, Karmele Llano Sanchez, dalam keterangan yang diterima di Bandarlampung, Rabu.

Dia mengatakan bahwa tiga dari enam kukang Sumatera yang dilepasliarkan tersebut merupakan hewan yang diselamatkan oleh BBKSDA Jawa Barat dan BBKSDA Jawa Timur dari pemeliharaan ilegal satwa liar dilindungi oleh warga dan perdagangan liar.

"Ada tiga kukang yang dititipkan ke kami untuk dirawat, dua dari BBKSDA Jawa Barat dan satu dari BBKSDA Jawa Timur. Sedangkan tiga lainnya
merupakan kukang sumatera yang direhabilitasi sejak bayi di pusat rehabilitasi satwa YIARI Ciapus, Kabupaten Bogor, Jawa Barat," kata dia.

Terkait tempat pelepasliaran enam kukang tersebut, dia mengungkapkan bahwa lokasinya ditetapkan setelah melalui proses survei.

Baca juga: Resor KSDA Maninjau selamatkan tujuh satwa langka dilindungi

"Kawasan Hutan KPHL Batutegi dinilai memenuhi persyaratan yang diperlukan seperti karakteristik habitat, yakni berupa hutan campuran, hutan dataran rendah dengan gugus perbukitan yang mempunyai struktur dan komposisi yang beragam," kata dia.

Kawasan yang berada pada ketinggian 200 – 1700 m dpl ini memiliki ketersediaan pakan melimpah, seperti tumbuhan kaliandra merah (Calliandra calothyrsus), tepus (Hornstedtia megalochelius), meranti (Shorea ssp), suren (Toona sureni), dan tumbuhan herbal lainnya serta serangga, reptil dan burung kecil yang juga merupakan pakan kukang.

Selain itu, kondisi populasi kukang sumatera yang stabil dan sering dijumpai di kawasan ini, ditambah tingkat ancaman dan gangguan yang rendah, serta kondisi sosial budaya masyarakat yang tinggal berbatasan dengan kawasan tersebut sudah memiliki kesadaran mengenai pentingnya menjaga kukang menjadikan kawasan ini ditetapkan sebagai lokasi yang tepat untuk pelepasliaran," kata dia.

"Proses habituasi dilakukan selama satu minggu, dengan mengamati perilaku dan kesehatan keenam kukang tersebut. Apabila dinilai baik dalam beradaptasi di lingkungan barunya, maka dapat dilepasliarkan dari kandang habituasi ke alam bebas," kata dia.

Ia pun berharap satwa yang dilepasliarkan ini akan beradaptasi dengan baik di habitatnya di Kawasan Hutan Lindung Batutegi serta berkembangbiak di masa depan.

“Semoga dengan pelepasliaran kukang sumatera ini ke habitatnya, kita semua bisa terus menjaga alam dan terutama hutan supaya makin banyak rumah tempat satwa-satwa liar itu bisa kembali pulang. Dukungan dari pemerintah, terutama dalam hal ini pihak BBKSDA Jawa Barat, BKSDA Bengkulu dan KPH Batutegi Lampung sangat kami apresiasi dan semoga makin banyak pihak-pihak pemerintah dan masyarakat bisa terlibat dalam kegiatan semacam ini," kata dia.

Baca juga: BBKSDA Papua lepas liarkan empat burung endemik Papua
Baca juga: BKSDA lepas liarkan lima satwa dilindungi di hutan Aceh

Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022