Jakarta (ANTARA) - TNI Angkatan Darat (AD) menekankan pentingnya memiliki rasa cinta tanah air yang ditanamkan sejak dini kepada setiap warga Indonesia, kata Wakil Asisten Intelijen Kasad Brigjen TNI Antoninho Rangel Da Silva di Bandung, Rabu.

"Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, ras, agama, budaya, dan adat istiadat yang berbeda tapi tetap satu dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Untuk itu rasa cinta tanah air ini perlu ditanamkan secara dini kepada setiap individu," kata Antonio dalam dialog interaktif wawasan kebangsaan "Pemantapan Nilai-Nilai Wawasan Kebangsaan Dalam Rangka Mencegah Konflik Sosial" di Gedung Graha Tirta Siliwangi, Bandung, Jawa Barat, Rabu.

Kegiatan itu dihadiri ratusan peserta dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), tokoh masyarakat, tokoh agama, dan akademisi. Acara tersebut juga diikuti para Babinsa Komando Distrik Militer (Kodim) 0618 Kota Bandung.

Baca juga: Kasad tegaskan daftar TNI AD tidak bayar

Antonio mengatakan mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan harga mati bagi setiap warga negara Indonesia. Dalam pemaparannya, dia mengungkapkan wawasan kebangsaan sangat penting untuk dipahami setiap warga negara.

Wawasan kebangsaan, lanjutnya, penting dalam proses pembentukan sikap moral dan karakter yang kokoh, agar masyarakat memiliki rasa kecintaan terhadap tanah air. Selain itu, wawasan kebangsaan juga penting dalam menjaga kesinambungan kehidupan berbangsa dan bernegara serta pemeliharaan NKRI.

Sementara itu, di kesempatan serupa, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengapresiasi program Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman tersebut karena sangat bermanfaat, sehingga perlu dipertahankan pada forum akbar lain di seluruh Indonesia.

"Sehingga, diharapkan seluruh masyarakat dapat memahami seutuhnya tentang pentingnya wawasan kebangsaan dalam perspektif ketahanan nasional dalam membela tanah airnya serta menjaga keutuhan NKRI," ujar Ridwan Kamil.
Baca juga: Kepala Staf TNI AD harap SMSI mampu tangkal penyebaran berita bohong
Baca juga: Polisi: Pembunuh bayaran istri tentara di Semarang diupah Rp120 juta

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022