Jakarta (ANTARA) - Tata Motors memperkirakan permintaan yang kuat untuk meningkatkan penjualan mobilnya, termasuk di unit Jaguar Land Rover (JLR) mewah, karena kelangkaan semikonduktor mereda, bahkan ketika membukukan kerugian kuartalan yang lebih luas karena biaya yang lebih tinggi.

Produsen mobil tersebut melaporkan kerugian bersih konsolidasi sebesar 50,07 miliar rupee (626,88 juta dollar AS) untuk kuartal yang berakhir 30 Juni, dibandingkan dengan kerugian sebesar 44,51 miliar rupee pada tahun sebelumnya.

Baca juga: Tata Motors akan beli pabrik Ford di India untuk produksi EV

JLR terpukul terutama karena gangguan rantai pasokan, peningkatan produksi model New Range Rover dan Range Rover Sport yang lebih lambat dari perkiraan, dan penguncian terkait COVID-19 di China, kata chief financial officer, PB Balaji.

"Kami kecewa dengan kinerja kami di kuartal ini dan bertujuan untuk kembali lebih kuat," kata Balaji pada panggilan konferensi pasca pendapatan, demikian Reuters menyiarkan pada Rabu (27/7).

Karena kekurangan chip berkurang, dia memperkirakan pihaknya akan menjual 90.000 kendaraan JLR secara wholesale pada kuartal saat ini.

Balaji mengatakan permintaan diperkirakan akan tetap kuat meskipun ada kekhawatiran tentang inflasi, suku bunga, dan situasi geopolitik.

"Jika Anda melihat segmen yang kami masuki, ini adalah kemewahan premium dan kurang berisiko, kurang rentan terhadap resesi dibandingkan dengan yang lain," katanya.

Baca juga: Tata Motors daftarkan 125 hak paten teknologi

Buku pesanan JLR saat ini mencapai 200.000 unit dan untuk mengisi kembali saluran ritelnya yang habis, perusahaan akan membutuhkan 100.000 kendaraan lagi, kata Balaji.

Tata mengharapkan belanja modal sebesar 2,6 miliar euro di JLR untuk setahun penuh, termasuk untuk elektrifikasi portofolionya.

Di pasar India, Tata memimpin penjualan kendaraan listrik dan dengan cepat meningkatkan pangsa pasarnya untuk mobil bermesin pembakaran.

Balaji mengatakan kekurangan chip tampak mereda di pasar domestik dengan pembuat mobil tidak merencanakan penutupan, dan dengan stabilnya harga komoditas juga tidak memperkirakan adanya kenaikan harga kendaraan yang signifikan ke depan.

Tata, seperti pembuat mobil lainnya, telah menaikkan harga mobilnya enam kali sejak April 2021 untuk mengimbangi biaya yang lebih tinggi.


Baca juga: Tata Motors targetkan jual 50 ribu kendaraan listrik

Baca juga: Tata Motors siapkan pabrik baterai dukung peluncuran 10 mobil listrik

Baca juga: Tiga mobil listrik Tata Motors meluncur bulan ini
Pewarta:
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022