Moskow (ANTARA) - Rubel Rusia melemah terhadap dolar AS dan euro dalam perdagangan yang bergejolak pada Kamis pagi, terbebani oleh ekspektasi pemerintah yang mencoba membatasi penguatan mata uang dan akhir periode pajak yang menguntungkan.

Pada Kamis ini menandai batas waktu pembayaran pajak penghasilan yang mendukung rubel, yang dapat melihat eksportir mengurangi penjualan pendapatan mata uang asing, meskipun surplus neraca berjalan Rusia yang kuat dapat melindungi mata uang dari pelemahan yang signifikan.

Pada pukul 08.34 GMT, rubel melemah 0,1 persen terhadap dolar pada 59,94 dan telah kehilangan 0,7 persen menjadi diperdagangkan pada 61,16 terhadap euro.

Rubel dapat diperdagangkan dalam kisaran 58-60 terhadap greenback pada Kamis, kata analis Promsvyazbank, setelah Federal Reserve AS menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin pada Rabu (27/7/2022).

Tetapi penguatan rubel dapat diredam oleh ekspektasi bahwa pemerintah akan segera mengubah dan mengembalikan aturan anggaran Rusia yang mengalihkan pendapatan minyak berlebih ke rainy-day fund (sejumlah uang yang dicadangkan untuk digunakan pada saat pendapatan reguler terganggu) dengan potongan harga baru, Promsvyazbank menambahkan.

Layanan statistik federal Rusia menerbitkan data pada Rabu (27/7/2022) malam yang melukiskan gambaran suram tentang output industri, pendapatan riil dan penjualan ritel, semuanya turun secara year-on-year, meskipun tingkat pengangguran tetap pada rekor terendah.

Rubel telah menjadi mata uang dengan kinerja terkuat di dunia sepanjang tahun ini, didorong oleh langkah-langkah untuk melindungi sistem keuangan Rusia dari sanksi Barat yang diberlakukan setelah Moskow mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari. Ini termasuk pembatasan rumah tangga Rusia yang menarik tabungan mata uang asing.

Harga minyak yang lebih kuat, yang mencapai level tertinggi sejak awal Juli, dapat membantu rubel dalam upayanya untuk memenangkan kembali lebih banyak kerugian besar yang diderita pada Selasa (26/7/2022), kata analis Banki.ru Bogdan Zvarich.

Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, naik 1,2 persen menjadi 107,9 dolar AS per barel.

"Tidak ada alasan mendasar untuk melemahnya rubel secara signifikan - permintaan mata uang asing dari importir dan populasi masih tidak dapat melebihi pasokan mata uang asing dari eksportir," kata Zvarich.

Indeks saham Rusia juga turun. Indeks RTS dalam denominasi dolar turun 0,9 persen menjadi 1.144,1 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel turun 0,9 persen menjadi 2.177,2 poin.


Baca juga: Rubel melemah terhadap dolar setelah bank sentral pangkas suku bunga
Baca juga: Dolar jatuh setelah kenaikan suku bunga Fed dan komentar Powell
Baca juga: Rubel jatuh lampaui 61 vs dolar setelah pekan perdagangan bergejolak

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022