AS mengkonsolidasikan posisinya sebagai pengekspor minyak terbesar di dunia
New York (ANTARA) - Harga minyak beragam pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena dominasi kekhawatiran resesi yang akan menekan permintaan energi mengimbangi persediaan minyak mentah AS yang lebih rendah dan kenaikan dalam konsumsi bensin.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September kehilangan 84 sen atau 0,9 persen, menjadi menetap di 96,42 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September naik 52 sen atau 0,5 persen, menjadi ditutup pada 107,14 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Pergerakan harga minyak tersebut terjadi ketika data produk domestik bruto (PDB) AS yang suram memicu kekhawatiran bahwa potensi resesi ekonomi akan membahayakan permintaan energi.

Harga minyak memangkas kenaikannya pada perdagangan pertengahan hari setelah Departemen Perdagangan AS melaporkan ekonomi terbesar dunia itu secara tak terduga mengalami kontraksi pada kuartal kedua, memicu kekhawatiran tentang resesi yang dapat memukul permintaan energi.

Ekonomi AS menyusut pada tingkat tahunan 0,9 persen di kuartal kedua setelah kontraksi 1,6 persen pada kuartal sebelumnya, Departemen Perdagangan melaporkan Kamis (28/7/2022). Angka tersebut lebih buruk dari ekspektasi pasar.

Baca juga: Minyak naik di Asia karena stok rendah dan permintaan bensin AS tinggi

Sementara itu investor terus mencerna data persediaan bahan bakar mingguan AS. Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan Rabu (27/7/2022) bahwa persediaan minyak mentah negara itu turun 4,5 juta barel selama pekan yang berakhir 22 Juli, lebih dari empat kali lipat perkiraan, sementara permintaan bensin rebound 8,5 persen minggu ke minggu.

"AS mengkonsolidasikan posisinya sebagai pengekspor minyak terbesar di dunia," kata analis Citi dalam sebuah catatan, karena gabungan ekspor bruto minyak mentah dan produk olahannya mencapai rekor 10,9 juta barel per hari.

"Jika Anda melihat jumlah permintaan dan pasokan untuk minyak, kami jauh di bawah rata-rata pada pasokan dan permintaan bertahan lebih baik dari yang diantisipasi," kata Analis Price Futures, Phil Flynn.

Harga minyak menemukan dukungan lebih lanjut dari pertempuran pasokan energi antara Barat dan Rusia. Kelompok ekonomi terkaya Kelompok Tujuh (G7) bertujuan untuk memiliki mekanisme pembatasan harga pada ekspor minyak Rusia pada 5 Desember, kata seorang pejabat senior G7.

Sementara itu, Rusia telah memotong pasokan gas melalui Nord Stream 1, penghubung gas utamanya ke Eropa, menjadi hanya 20 persen dari kapasitas. Itu dapat menyebabkan beralih ke minyak mentah dari gas dan menopang harga minyak dalam jangka pendek, kata para analis.

Baca juga: Harga emas melonjak 31,20 dolar pasca-laporan PDB AS mengecewakan

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022