Kualitas kopi Temanggung sudah terkenal, sehingga harus digarap lebih serius agar bisa diekspor ke luar negeri
Temanggung, Jawa Tengah (ANTARA) - Anggota Komisi IV DPR RI Vita Ervina mendorong petani kopi di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, yang selama ini melakukan petik campur agar melaksanakan petik merah, sehingga menghasilkan kopi yang bagus dan berkualitas ekspor.

"Ayo petik merah, untuk kopi berkualitas dan cita rasa yg baik," katanya pada Bimbingan Teknis Peningkatan Produktivitas Tanaman Kopi dan Strategi Pascapanen Kopi di Temanggung, Jateng, Jumat.

Menurut dia, kualitas kopi Temanggung sudah terkenal, sehingga harus digarap lebih serius agar bisa diekspor ke luar negeri dengan tetap menggunakan nama kopi Temanggung.

"Ke depan, kopi Temanggung harus diekspor dengan nama kopi Temanggung, bukan nama kopi daerah lain," katanya.

Vita menyampaikan kopi memiliki nilai ekonomi yang tinggi sebagai penghasil devisa dan sumber pendapatan petani karena kopi merupakan salah satu komoditas unggulan di Indonesia.

"Kopi Temanggung terkenal di Eropa sejak abad ke-18, yang namanya Java Coffee itu adalah kopi Temanggung," katanya.

Di Kabupaten Temanggung, dua jenis kopi yang yang berkembang, yaitu arabika dan robusta. Kopi robusta Temanggung memiliki karakteristik dan mutu produk yang khas, unik dan berbeda, yang terindikasi karena faktor geografis.

Menurut Vita, upaya mengawal mutu kopi sesuai standar ekspor ini dilakukan untuk meningkatkan daya saing petani kopi di Temanggung dengan menjalankan budi daya dan pengolahan pascapanen kopi berbasis indikasi geografis (IG) kopi robusta Temanggung.

Kasi Perkebunan Dinas Ketahanan Pengan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Temanggung Dadi Riswanto menyampaikan bimbingan teknis ini merupakan kegiatan dari Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Ditjen Perkebunan Kementan dengan inisiator Vita Ervina.

Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan Kabupaten Temanggung. Luas tanaman kopi di Kabupaten Temanggung jenis arabika mencapai 2.600 hektare dan robusta seluas 13.600 hektare.

Ia menyampaikan luas tanaman kopi di Temanggung menjadi terbesar di Jawa Tengah. Sekitar 60 persen produksi kopi di Jateng ada di Temanggung. Produksi kopi di Temanggung rata-rata tujuh kuintal per hektare.

Dadi menuturkan masih banyak petani Temanggung melakukan petik campur, khususnya jenis robusta. Harapannya nanti semua petani melakukan petik merah sehingga menghasilkan kopi berkualitas.

Sitimawan Dame Siahaan, dari Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Ditjen Perkebunan, mengatakan produk olahan pertanian khususnya perkebunan saat ini masih menghadapi beberapa hambatan, antara lain rendahnya produktivitas tanaman kopi, mutu produk belum sesuai standar, dan penggunaan teknologi yang masih relatif sederhana.

"Oleh karena itu, perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu, keamanan pangan, nilai tambah, dan daya saing produk perkebunan," katanya.

Baca juga: Pemkab Temanggung gelar kembali Jumat Ngopi untuk dongkrak bisnis kopi
Baca juga: Kementerian Desa dukung upaya ekspor kopi Temanggung
Baca juga: Kopi Temanggung simpan potensi ekspor tinggi, aromanya kuat dan khas

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022