penularan masih ada dan terjadi di masyarakat dengan pola penambahan kasus berlipat
Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai peningkatan kembali penularan COVID-19 yang kini berada di angka 6.000 kasus baru per hari.

"Jumlah kasus COVID-19 terus mencetak rekor baru dalam beberapa pekan terakhir, setelah lama tak mengalami kenaikan. Terakhir kasus di Indonesia mencapai angka di atas 6.000 terjadi pada Maret 2022," kata Wiku Adisasmito yang dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

Peningkatan terjadi secara konsisten, mulai dari 1.000 kasus pada awal Juni, 2.000 kasus pada awal Juli dan dalam waktu satu bulan naik tiga kali lipat jadi 6.000 kasus.

"Kasus aktif meningkat pula, sudah lama kita tidak punya kasus aktif sebanyak 46.000 kasus, terakhir terjadi pada April dan sekarang terulang," katanya.

Baca juga: Angka terkonfirmasi COVID-19 harian bertambah 6.353 kasus pada Kamis

Selain itu, angka kematian juga meningkat dalam tiga hari terakhir, selalu di atas sepuluh kasus kematian per hari.

Wiku mengatakan adanya peningkatan kasus positif, aktif, kematian juga tergambar pada angka positif yang sekarang di atas ambang batas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 5 persen. Angka positif di Indonesia pekan ini berada di kisaran angka 6 persen.

"Artinya penularan masih ada dan terjadi di masyarakat dengan pola penambahan kasus berlipat. Untuk itu masyarakat harus waspada terhadap penularan yang kembali meningkat," katanya.

Meski kasus meningkat, Wiku mengatakan ada juga kabar yang lain di mana jumlah orang yang diperiksa mengalami kenaikan signifikan dibanding awal Juli 2022.

Baca juga: Kasus harian COVID-19 RI bertambah 6.483 terbanyak DKI Jakarta

"Kenaikan ini patut diapresiasi, karena artinya terjadi peningkatan kesadaran masyarakat untuk tes COVID-19 ketika mengalami gejala maupun kontak erat. Dengan semakin banyak diperiksa maka semakin akurat kita bisa mengetahui penyebaran penularan," katanya.

Tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit (BOR) juga masih stabil, yakni berada di bawah 15 persen di seluruh provinsi. Peningkatan BOR tertinggi terjadi di Bali, Jakarta, Kalimantan Selatan, Banten, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta, yang memang menjadi provinsi penyumbang terbanyak kasus positif harian.

"Tidak lelah saya ingatkan bahwa meski saat ini BOR masih terkendali, namun kita tidak hanya wajib melindungi diri sendiri, namun juga orang lain terutama kelompok rentan," katanya.

Gejala Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 saat ini ringan atau bahkan tidak ada gejala, tapi bisa saja keadaan tersebut berbeda pada kelompok rentan seperti lansia yang mungkin tertular, kata Wiku menambahkan.

Baca juga: Satgas COVID-19 laporkan kasus positif harian RI sebanyak 4.071 orang

Selain itu, kembali normalnya kegiatan sosial ekonomi masyarakat perlu diperkuat dengan penerapan dan pengawasan kedisiplinan prokes yang baik dan benar, agar keadaan normal ini tidak memicu kembali lonjakan kasus di kemudian hari.

Wiku mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan disiplin prokes, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta segera menerima vaksin lengkap atau dosis ketiga.

"Kabar baiknya jumlah orang yang menerima vaksin booster mengalami peningkatan 70 persen selama empat pekan terakhir. Ini menandakan semakin banyak yang akhirnya melakukan vaksinasi booster dan hal ini sangat baik, karena dapat meningkatkan perlindungan kolektif," katanya.

Baca juga: Wiku: Jumlah penerima booster meningkat seiring kebijakan wajib vaksin

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022