Seoul (ANTARA) - Otoritas Korea Utara melaporkan nol kasus demam pada Sabtu untuk pertama kalinya sejak mengaku dilanda wabah COVID-19 pada pertengahan Mei lalu.

Negara terisolasi itu sebelumnya mengatakan bulan ini bahwa mereka berada di jalur yang tepat untuk mengatasi krisis COVID-19.

Pernyataan itu muncul ketika negara-negara tetangganya di Asia berjuang menghadapi lonjakan infeksi akibat subvarian Omicron.

Kantor berita resmi KCNA mengatakan 99,99 persen dari 4,77 juta penderita demam telah sembuh total sejak akhir April.

Namun, karena keterbatasan alat uji, negara itu tak pernah melaporkan berapa banyak orang yang telah menjalani tes COVID-19 dan hasilnya positif.

Pakar-pakar penyakit menular telah meragukan klaim-klaim Korut tersebut.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bulan lalu situasi COVID-19 di Korut memburuk, bukan membaik, di tengah ketiadaan data independen.

KCNA mengatakan satuan tugas penanganan cepat Korut masih disiagakan. Berbagai upaya juga terus dilakukan "untuk mendeteksi dan membasmi pandemi" sampai pasien terakhir benar-benar sembuh, kata KCNA.

KCNA melaporkan bahwa 2014 pasien demam menjalani perawatan hingga Jumat.

Deklarasi "kemenangan" Korut melawan wabah COVID-19 bisa menjadi bekal untuk memulihkan sektor perdagangan yang terdampak pandemi, para pengamat Korut mengatakan.

Volume perdagangan negara itu anjlok 17,3 persen menjadi 710 juta dolar AS (Rp10,52 triliun) tahun lalu di tengah penutupan ketat perbatasan.

Korut melanjutkan layanan kereta barang dengan China awal tahun ini, tetapi kemudian ditangguhkan lagi pada April karena khawatir dengan penyebaran COVID-19.

Sumber: Reuters
Baca juga: Korut gelar acara publik bebas masker sejak dilanda wabah COVID-19
Baca juga: Kabar COVID-19 dunia: Dari klaim Korut hingga soal kekentalan darah
Baca juga: Asia dilanda wabah baru COVID-19, Korut klaim sudah di akhir krisis

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022