belum bisa dipastikan apakah pasien tersebut terpapar subvarian terbaru atau tidak karena uji membutuhkan waktu lama
Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mengirimkan sejumlah sampel dari pasien terkonfirmasi positif COVID-19 dengan kondisi klinis tertentu ke laboratorium untuk memastikan jenis virus yang menyerang termasuk potensi paparan dari subvarian terbaru.

“Sampel yang kami nilai probable subvarian terbaru dikirimkan ke laboratorium untuk pemeriksaan meskipun untuk memastikan hasilnya dibutuhkan waktu cukup lama,” kata Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Lana Unwanah di Yogyakarta, Minggu.

Berdasarkan informasi dari Kementerian Kesehatan, lanjut Lana, varian yang banyak ditemukan akhir-akhir ini adalah sub varian Omicron BA.4 dan BA.5 serta muncul subvarian terbaru BA.2.75 dengan fatalitas yang juga rendah.

“Dari sampel yang sudah kami kirim, belum bisa dipastikan apakah pasien tersebut terpapar subvarian terbaru atau tidak karena uji membutuhkan waktu lama, harus melalui tes whole genome sequencing (WGS),” katanya.

Baca juga: Haji asal Yogyakarta yang positif COVID-19 akan dikarantina di selter

Meskipun dalam beberapa pekan terakhir terjadi kenaikan kasus COVID-19 yang cukup signifikan di Kota Yogyakarta, namun Dinas Kesehatan setempat memastikan kesiapan fasilitas layanan kesehatan di kota tersebut.

Ruang perawatan di rumah sakit rujukan dan isolasi terpadu untuk pasien bergejala ringan dipastikan siap merawat pasien.

Selter isolasi di Rusunawa Bener saat ini merawat dua pasien dengan bed occupancy rate rumah sakit kurang dari 10 persen.

Selain mengirim sampel, juga dilakukan penapisan kesehatan kepada siswa yang sudah menjalani pembelajaran tatap muka selama sepekan terakhir.

Sebanyak delapan siswa sekolah diketahui terpapar COVID-19 dari penapisan yang dilakukan selama sepekan terakhir di 32 sekolah dari berbagai jenjang pendidikan.

Baca juga: Kasus COVID-19 Yogyakarta meningkat tajam warga diimbau patuhi prokes

"Tidak ada sekolah yang ditutup, hanya kelas dari siswa yang ditemukan terkonfirmasi positif yang ditutup. Ini sudah sesuai ketentuan," kata Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta Hasyim.

Menurut dia, penutupan kelas dilakukan  karena tingkat positif dari penapisan kurang dari lima persen.

Sedangkan kebijakan penutupan seluruh sekolah akan ditempuh jika tingkat positif temuan kasus terkonfirmasi positif mencapai lebih dari lima persen.

Penapisan selama sepekan terakhir dilakukan di 16 SD, delapan SMP dan 10 SMA/SMK dengan total sasaran mencapai sekitar 1.570 siswa.

"Penapisan masih akan terus dilakukan sebagai salah satu antisipasi pencegahan penularan saat pembelajaran tatap muka," katanya.

Baca juga: Yogyakarta berharap aturan vaksin booster kendalikan kasus COVID-19

Selain melanjutkan penapisan juga dilakukan pelacakan terhadap kontak erat dari siswa yang terkonfirmasi positif.

Selain penapisan, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakara juga melakukan evaluasi dan pemantauan terhadap pelaksanaan protokol kesehatan di sekolah selama pembelajaran tatap muka.

"Kami perlu memastikan protokol kesehatan di sekolah tetap harus dipatuhi," katanya yang juga berharap orang tua memastikan kesehatan siswa.

Jika siswa dalam kondisi kurang sehat dan menunjukkan gejala terpapar COVID-19 maka diminta segera memeriksakan kesehatan atau melakukan tes COVID-19.

Baca juga: Cakupan vaksinasi COVID-19 penguat di Yogyakarta sudah 88 persen

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022