London (ANTARA) - Aktivitas manufaktur di seluruh zona euro terkontraksi bulan lalu, dengan pabrik-pabrik terpaksa menimbun barang-barang yang tidak terjual karena permintaan yang lemah, sebuah survei menunjukkan pada Senin, menambah kekhawatiran blok itu bisa jatuh ke dalam resesi.

Indeks Manajer Pembelian Index (PMI) manufaktur akhir S&P Global turun menjadi 49,8 pada Juli dari 52,1 pada Juni, tepat di depan pembacaan awal 49,6 tetapi pertama kali di bawah tanda 50 yang memisahkan pertumbuhan dari kontraksi sejak Juni 2020.

Indeks yang mengukur output, yang dimasukkan ke dalam PMI komposit yang akan dirilis pada Rabu (3/8/2022) dan dilihat sebagai ukuran kesehatan ekonomi yang baik, merosot ke level terendah lebih dari dua tahun di 46,3. Pada Juni indeks itu berada di 49,3.

"Manufaktur zona euro tenggelam ke dalam penurunan yang semakin tajam, menambah risiko resesi di kawasan itu. Pesanan baru sudah turun dengan kecepatan yang, tidak termasuk bulan-bulan penguncian pandemi, adalah yang paling tajam sejak krisis utang pada 2012, dengan kemungkinan yang lebih buruk akan datang," kata Chris Williamson, kepala ekonom bisnis di S&P Global.

"Penjualan yang lebih rendah dari yang diantisipasi, tercermin dalam percepatan tingkat penurunan pesanan baru dan ekspor, telah menyebabkan kenaikan terbesar dalam stok barang jadi yang tidak terjual yang pernah dicatat oleh survei."

Indeks pesanan baru turun menjadi 42,6 dari 45,2, terendah sejak Mei 2020 ketika pandemi virus corona mulai mencengkeram dunia, menunjukkan sedikit peluang perubahan arah dalam waktu dekat.

S&P Global mengatakan produksi turun di semua negara yang disurvei selain Belanda dan bahwa tingkat penurunan menjadi kekhawatiran khusus di Jerman, Prancis dan Italia - tiga ekonomi terbesar blok itu.

Ekonomi AS secara tak terduga mengalami kontraksi pada kuartal terakhir, meningkatkan risiko ekonomi terbesar dunia itu berada di puncak resesi.

Namun, bulan lalu Bank Sentral Eropa (ECB) menaikkan suku bunga lebih dari yang diperkirakan karena kekhawatiran tentang inflasi yang tidak terkendali mengalahkan kekhawatiran tentang pertumbuhan.

Inflasi zona euro naik lebih jauh dari target ECB sebesar 2,0 persen ke rekor tertinggi 8,9 persen pada Juli, data resmi awal menunjukkan pekan lalu. Sementara indeks harga input dan output turun dalam survei PMI, indeks tersebut tetap tinggi.

Ekonomi blok itu tumbuh lebih cepat dari yang diperkirakan di kuartal terakhir, data awal menunjukkan pada Jumat (29/7/2022), tetapi jajak pendapat Reuters pada Juli memberi peluang 45 persen resesi dalam setahun.

Baca juga: Euro menetap di dekat posisi terendah 3 bulan terhadap pound
Baca juga: "Yields" obligasi zona euro sedikit menguat jelang data inflasi Jerman
Baca juga: Pinjaman perusahaan zona euro secara tak terduga melonjak pada Juni

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022