pameran ini adalah kesempatan terbaik untuk mengenal Aceh lebih jauh
Band Aceh (ANTARA) - Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki menyatakan Pameran Literasi Sejarah dan Budaya Aceh menjadi sarana untuk menumbuhkan dan meningkatkan budaya literasi masyarakat Aceh, terutama generasi muda di Tanah Rencong agar tidak tergerus zaman.

“Kemajuan teknologi yang semakin canggih memunculkan kekhawatiran kurangnya budaya literasi kepada generasi muda khususnya Aceh. Ini menjadi tugas kita bersama, terutama orang tua sebagai penanggung jawab bagi generasi bangsa,” kata Achmad Marzuki dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamal.

Saat membuka pameran bertajuk “Budaya Literasi Bangkitkan Generasi” di Museum Aceh, Banda Aceh, Senin, Gubernur menjelaskan tingkat literasi yang rendah adalah kondisi darurat yang harus diatasi oleh semua pihak yang bertanggungjawab dalam dunia pendidikan dan kebudayaan.

Pemerintah Aceh melalui Disbudpar Aceh berkomitmen untuk terus meningkatkan budaya literasi melalui berbagai kegiatan edukatif.
​​​​​​
“Museum Aceh merupakan salah satu lembaga edukasi yang berfungsi menjaga warisan sejarah dan budaya, memiliki andil memberi edukasi kepada masyarakat Aceh dengan membuat kegiatan pameran literasi seperti hari ini,” katanya.

Baca juga: Museum Aceh hadirkan literasi sejarah tingkatkan peran generasi muda
Baca juga: KSP dorong penguatan sosialisasi dan literasi KUR di daerah

Menurut dia dengan berliterasi akan membuka cakrawala berpikir yang luas bagi seseorang, sehingga mampu meningkatkan SDM yang berkualitas.

“Semoga dengan terlaksananya Pameran Literasi Sejarah dan Budaya Aceh tahun 2022 oleh Museum Aceh ini dapat menumbuhkan minat membaca generasi kita, sehingga budaya literasi akan melekat kepada masyarakat Aceh,” katanya.

Kepala Museum Aceh, Mudha Farsyah menambahkan, Pameran Literasi Sejarah dan Budaya Aceh 2022 di pusatkan di area terbuka kompleks museum.

Kegiatan tersebut dikemas dalam serangkaian kegiatan yaitu pameran buku, bazar buku, kajian literasi, dan pembagian doorprize kepada pengunjung.

“Pameran ini gratis, terbuka untuk umum mulai dari jam 09.00 WIB sampai jam 16.00 WIB,” kata Mudha.

Baca juga: Sandiaga: Edukasi dan literasi perlu ditingkatkan hadapi bencana
Baca juga: Gubernur Aceh: Literasi keuangan syariah akan perkuat Qanun LKS

Dia menyebutkan, ada sembilan perpustakaan yang mengisi stand pameran buku sejarah dan budaya Aceh, yaitu Perpustakaan Museum Aceh, Perpustakaan Universitas Syiah Kuala, Perpustakaan UIN Ar-Raniry, Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, Perpustakaan Badan Arsip Nasional (BAST-ANRI), Perpustakaan Museum Ali Hasjmy, Perpustakaan Lembaga Wali Nanggroe Aceh, Perpustakaan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Aceh, dan Perpustakaan Majelis Adat Aceh (MAA).

Selain itu ada enam penerbit yang mengisi stand bazar buku, yakni USK Press, Ar - Raniry Press, Bandar Publishing, Gramedia Aceh, IKAPI Aceh, dan Erlangga Banda Aceh.

“Para mitra kita dari perpustakaan dan penerbitan ini menghadirkan koleksi terbaik mereka, khususnya mengenai sejarah dan budaya Aceh, yang sangat sulit ditemui di perpustakaan dan penerbit lain. Jadi, pameran ini adalah kesempatan terbaik untuk mengenal Aceh lebih jauh,” kata Mudha Farsyah.

Tak hanya itu, kegiatan kajian literasi dalam pameran ini menghadirkan lima topik menarik yang jarang dikaji secara umum, yaitu Literasi Hikayat, Tasawuf, Fikih, Ilmu Falak, dan Literasi Obat-obatan.
Ragam topik kajian naskah ini secara berurutan berlangsung setiap harinya, dari tanggal 1-5 Agustus 2022, mulai pukul 14.00 WIB sampai 16.00 WIB di Museum Aceh.

Pameran Literasi Sejarah dan Budaya Aceh 2022 yang digelar Museum Aceh disambut antusias oleh pengunjung, di mana terlihat rombongan siswa dari berbagai sekolah di Banda Aceh mengunjungi pameran.

Baca juga: UPTD Museum Aceh bangkitkan gairah pelajar lewat cerdas cermat
Baca juga: Museum Aceh hadirkan literasi sejarah tingkatkan peran generasi muda
Baca juga: Aceh Besar luncurkan GIM dan Kampong Literasi

Pewarta: M Ifdhal
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022