Jakarta (ANTARA) - Grup musik pop Eclat Story membagikan perjalanan bermusik mereka dari yang sebelumnya independen, hingga bergabung di major label Warner Music Indonesia. 

"Tahun ini kami join Warner Music Indonesia. Dulu ketika kita masih indie, kita mikir sendiri kayak dari cashflow, produksi lagu, dan itu makan waktu lama. Sejak ada label, kita bersyukur mereka kasih semangat untuk rilis lagu, diaturin kesempatan yang kemudian dibukakan oleh label," kata sang vokalis Yeshua Abraham dalam temu media di Jakarta, Senin.

"Hal itu membuat pergerakan kita yang sebelumnya sempit menjadi lebih luas. Mereka juga percaya dengan karya kita dan melihat dengan objektif soal karya. Sisi kreatif semakin bagus, ada ide dan mendapatkan banyak hal menarik," imbuhnya.

Baca juga: Eclat Story suguhkan "Kamu Kamu Kamu"

Baca juga: Eclat Story & Shakira Jasmine rilis lagu kolaborasi"Makan Ati!"

Lebih lanjut, duo ini sebelumnya dikenal melalui lagu-lagu cover musikus lain seperti "Kangen" dari Dewa 19 hingga "Cantik" dari Kahitna.

Perjalanan musik Eclat Story dimulai sejak tahun 2015. Setelah dikenal melalui lagu cover, mereka lalu merilis karya original mereka berjudul "Bentuk Cinta" di tahun 2020. Single tersebut meraih 44,7 juta aliran (streams) di Spotify dan videonya telah ditonton lebih dari 57 juta kali di YouTube.

"Kita enggak nyangka bisa ada pendengar sebanyak itu. Mereka menjadi pacuan kita dan semangat untuk kita agar enggak berhenti berkarya," kata Yeshua.

Sementara itu, bagi sang gitaris Louis Xander Liang, memulai perjalanan bermusik dari independen ke sebuah label besar, membuka banyak kesempatan untuk belajar lebih banyak soal musik bersama para ahli di bidangnya.

Eclat Story baru-baru ini berkolaborasi dengan Petra Sihombing di lagu terbarunya, "Kamu Kamu Kamu". Petra berperan sebagai produser di single teranyar duo asal Jakarta itu.

"Kita memulai dari cover lagu, dan belajarnya juga dari nol banget. Dari situ, kita rekaman sambil belajar," kenang Louis.

"Dan ketika kerja bareng Petra tuh banyak belajar banget soal alat, rekaman, sound, penulisan lagu, hingga take vokal bareng vocal director. Ternyata seru kerja bareng mereka, dan banyak ide baru, dan membuat (proses kreatifnya) lebih berwarna aja," imbuhnya.

Lebih lanjut, mereka mengungkapkan seperti apa arti pendengar buat grup tersebut.

"Pendengar adalah segalanya. Gue ingin menjadi musisi sejak muda, karena yang menjadi hiburan gue adalah musik, dan itu yang bikin gue ingin punya karya yang bisa menyentuh," kata Louis.

Baca juga: The Milo tampil di Sunday Pop Sunday

Baca juga: Adrian Yunan bareng Reza Hilmawan rilis "Panggilan Darurat" versi baru

Baca juga: Timur hadirkan single "Ruang Batas Publik" suarakan pentingnya privasi

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022