Kami khawatir tentang keselamatan mereka,
Tokyo (ANTARA) - Seorang pembuat film asal Jepang ditahan oleh otoritas Myanmar setelah dia menghadiri demonstrasi di Kota Yangon pekan lalu, untuk memprotes eksekusi mati yang dijatuhkan militer terhadap empat aktivis pro demokrasi.

Para aktivis dan media Myanmar telah mengidentifikasi pria tersebut bernama Toru Kubota.

Wakil Kepala Sekretariat Kabinet Seiji Kihara mengatakan bahwa pria itu berusia 20-an tahun dan telah merekam demonstrasi pada Sabtu (30/7).

Kedutaan Besar Jepang di Myanmar mendesak pembebasannya, kata Kihara.

Baca juga: Malaysia: Kekerasan di Myanmar semakin parah

Seorang aktivis yang menghadiri demonstrasi Sabtu lalu mengatakan dia melihat Kubota di rapat umum sekitar pukul 15.00 waktu setempat di Distrik Dagon Selatan, Yangon.

Setelah itu, Kubota pergi menuju ke stasiun bus.

"Sejauh yang kami tahu, dia adalah orang pertama yang ditangkap. Tiga lainnya ditahan sekitar pukul 15.30 di terminal bus," kata aktivis yang merupakan pemimpin organisasi Pemogokan Pemuda Demokratik Yangon.

"Kami khawatir tentang keselamatan mereka," kata aktivis yang menolak disebutkan namanya karena masalah keamanan.

Sejak militer merebut kekuasaan di Myanmar pada Februari tahun lalu, hampir 15.000 orang telah ditangkap dan 11.820 masih ditahan, menurut kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.

Tahun lalu, jurnalis Jepang Yuki Kitazumi ditangkap di Myanmar dan didakwa menyebarkan berita palsu selama tindakan keras terhadap media setelah kudeta militer. Dia kemudian diizinkan meninggalkan Myanmar dan kembali ke Jepang.

Tentara Myanmar menembak dan membunuh seorang jurnalis Jepang selama demonstrasi pro demokrasi di Yangon pada 2007.

Menurut situs pribadi https://torukubota.myportfolio.com yang menampilkan portofolionya, Kubota adalah pembuat film dokumenter yang berbasis di Tokyo, dengan fokus utama pada konflik etnis, imigran, dan masalah pengungsi.

Dikatakan dia telah bekerja dengan perusahaan media seperti Yahoo! News Japan, VICE JAPAN, dan Al Jazeera English.

Sumber: Reuters

Baca juga: Puluhan tahanan politik terancam dieksekusi militer Myanmar
Baca juga: Lima negara ASEAN kutuk eksekusi mati aktivis Myanmar

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022