DPR harus proaktif mendukung apa yang akan dilakukan pemerintah, sehingga apa yang kita harapkan bisa kita wujudkan untuk kemaslahatan rakyat Indonesia dan dunia
Tokyo (ANTARA) - Delegasi DPR RI yang dipimpin Wakil Ketua DPR RI/Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan Rachmat Gobel membahas peta ekspor-impor Indonesia terhadap Jepang di Wisma KBRI, Tokyo, Jepang.

Dalam pembahasan yang dilakukan bersamaan jamuan makan malam oleh Duta Besar RI untuk Jepang dan Mikronesia Heri Akhmadi, Senin (1/8) malam, dipaparkan sejumlah potensi ekspor-impor antara Indonesia dengan Jepang.

Dalam paparannya Dubes Heri menyampaikan kinerja ekspor Indonesia ke Jepang tahun 2022 cukup baik.

"Kinerja ekspor pada Mei 2022 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan April 2022, namun tetap lebih tinggi dari kinerja ekspor pada Mei dalam kurun 5 tahun terakhir," jelas Heri kepada delegasi DPR RI.

Dubes Heri mengatakan Jepang menduduki peringkat ke-2 sebagai negara tujuan ekspor produk pertanian Indonesia, setelah Republik Rakyat Tiongkok.

Nilai ekspor produk pertanian, termasuk kehutanan, Indonesia ke Jepang terus mengalami peningkatan sejak 2017.

Pada 2017 ekspor produk pertanian dan kehutanan Indonesia ke Jepang senilai 218,3 juta dolar AS, kemudian meningkat menjadi 221,8 juta dolar AS pada 2018.

Selanjutnya pada 2019 nilai ekspor menjadi 236,1 juta dolar AS, 2020 senilai 347,8 juta dolar AS dan 2021 senilai 468,50 juta dolar AS.

Peringkat lima besar ekspor produk pertanian terbesar Indonesia ke Jepang yakni bahan-bahan nabati lain, kopi arabica/robusta, mutiara, lada dan ikan segar.

Sedangkan lima besar ekspor produk hasil pertanian yakni crumb rubber atau karet hasil pengolahan, udang beku, turunan CPO, udang kemasan dan turunan CPKO atau minyak inti sawit.

Dubes Heri menyampaikan impor komoditas pertanian Jepang pada 2021 mencapai 7,04 triliun Yen dan menjadi rekor tertinggi dalam 10 tahun terakhir.

Peluang ekpsor produk pertanian Indonesia ke Jepang tercermin dari perbandingan antara ekspor Indonesia dengan total impor Jepang di sektor produk pertanian tersebut.

"Impor pertanian Jepang diprediksi akan terus mengalami tren peningkatan mengingat rasio self sufficiency Jepang sangat rendah (berkisar di angka 37 persen) dan bergantung pada pangan impor," jelasnya.

Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel mengatakan akan membahas peluang dan tantangan ekspor Indonesia-Jepang tersebut dengan pemerintah di parlemen.

Sebelumnya delegasi DPR RI juga telah mendiskusikan tentang perdagangan karbon dengan KBRI Tokyo, serta menyosialisasikan FOLU Net Sink 2030 kepada komunitas Jepang.

Dalam kunjungan kerja ke Tokyo, Jepang, Rachmat Gobel mengaku sengaja membawa delegasi Komisi IV, VI, hingga XI DPR RI guna mengawal peluang-peluang kerja sama Indonesia-Jepang.

"DPR harus proaktif mendukung apa yang akan dilakukan pemerintah, sehingga apa yang kita harapkan bisa kita wujudkan untuk kemaslahatan rakyat Indonesia dan dunia," ujar Rachmat Gobel.

Turut hadir dalam acara Ketua Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Sudin, anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Golkar Alien Mus, anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PAN Abdul Hakim Bafagih, anggota Komisi VI DPR RI Fraksi NasDem Subardi, anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Gerindra Kamrussamad, anggota Komisi XI DPR RI Fraksi NasDem Charles Meikyansyah.

Baca juga: Dubes Heri: Indonesia-Jepang dapat saling belajar keberagaman budaya

Baca juga: KADIN perkuat kerja sama dengan pengusaha Jepang

Baca juga: B20 Indonesia temui pengusaha Jepang dorong bahasan agenda prioritas

 

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022