Jakarta (ANTARA) - Biomedical and Genome Science Initiative (BGSi) yang akan diresmikan pada pertengahan Agustus 2022 diharapkan mendukung transformasi di bidang pelayanan kesehatan yang sedang dijalankan oleh Kementerian Kesehatan.

Menurut siaran pers kementerian di Jakarta, Selasa, transformasi di bidang kesehatan meliputi transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi sumber daya manusia bidang kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan.

BGSi merupakan bagian dari transformasi teknologi kesehatan. 

"Ke depannya, melalui BGSi ini bisa melihat potensi penyakit yang akan timbul," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat meninjau Gedung Eijkman di Jakarta pada Senin (1/8).

Dengan keberadaan BGSi, ia mengatakan, selanjutnya diagnosis penyakit dan pemantauan kesehatan bisa dilakukan menggunakan metode genome sequencing atau pengurutan genom, materi genetik yang tersusun dari DNA.

Menurut Kementerian Kesehatan saat ini sudah ada 12 unit mesin genome sequencing.

Jumlah mesin genome sequencing selanjutnya akan ditambah menjadi sekitar 30 unit untuk mendukung pelaksanaan pemeriksaan di rumah sakit rujukan nasional seperti Rumah Sakit Kanker Dharmais, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo, Rumah Sakit Penyakit Infeksi, dan Rumah Sakit Sanglah.

Baca juga:
Berbagi data genom untuk hadapi potensi pandemi masa depan
Skrining genom dapat deteksi kelainan pada janin


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022