para guru yang piket untuk berpatroli di titik rawan tawuran
Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Pusat bersama pihak kepolisian akan melakukan patroli pengawasan guna mengantisipasi tawuran antarpelajar usai pulang sekolah.

Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Pusat Uripasih di Jakarta, Selasa, mengatakan pihaknya melibatkan para guru piket untuk berpatroli menyisir titik rawan tawuran.

"Bentuk antisipasi, kita berkomunikasi dengan pihak Polsek dan para guru yang piket untuk berpatroli di titik rawan tawuran," kata Uripasih.

Uripasih mengatakan bahwa tawuran antarpelajar biasanya terjadi saat jam sekolah selesai atau sore hari.

Sementara itu, Kepala Unit Reserse Kriminal (Kanit Reskrim) Polsek Senen AKP Ganang Agung mengatakan bahwa pihaknya akan mengintensifkan patroli dengan menyebar anggota, terutama pada jam rawan tawuran.

Baca juga: Polisi buru pelaku tawuran lukai pelajar SMA di Duren Sawit

"Kita adakan patroli tambahan ke daerah yang dianggap rawan tawuran. Jam rawan tawuran itu pada pukul 15.00 hingga pukul 16.00 WIB," kata Ganang.

Dalam patroli tersebut, petugas akan menyisir setiap pelajar di jalan, terutama yang membawa motor guna memeriksa potensi kepemilikan senjata tajam.

Menurut dia, tawuran yang banyak terjadi kebanyakan dilakukan secara acak.

"Para kelompok pelajar biasanya kumpul jadi satu membawa sajam (senjata tajam) dan muter mencari lawan. Pas ketemu dimana pun mereka langsung tawuran di situ," kata dia.

Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan SMKN 54 Jakarta Nofiadli mengakui bahwa salah satu pelajarnya menjadi korban dari tawuran antarpelajar yang terjadi di Jalan Letjen Suprapto, Bungur, Senen, Jakarta Pusat pada Jumat (29/7).

Baca juga: Polisi tetapkan satu tersangka tawuran pelajar di Tanjung Duren

"Murid kita itu korban tapi kita serahkan ke pihak kepolisian dalam penyelidikan. Saat ini murid kami masih dirawat di rumah sakit (RS) Islam Cempaka Putih," kata dia.

Akibat tawuran itu, korban NR (17) mengalami luka bacok di tangan kanan sampai menembus ke tulang atau nyaris putus.

Polisi juga telah mengamankan empat pelajar yakni EH (16), OR (16), AA (16) dan YD (16) dan semuanya masih kelas dua SMA.
 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2022