Moskow (ANTARA) - Rubel Rusia stabil di dekat angka 60 terhadap dolar AS pada Selasa, kehilangan momentum setelah reli berumur pendek, sementara indeks saham turun karena harga minyak yang lebih rendah dan ketidakpastian terkait dengan kembalinya investor asing.

Pada pukul 07.54 GMT, rubel datar di 60,23 terhadap dolar, diperdagangkan pada jarak dari level tertinggi tujuh tahun di 50,01 yang dicapai pada akhir Juni.

Rubel kemungkinan akan diperdagangkan di kisaran 58,5-62 terhadap dolar pada Selasa, kata Promsvyazbank dalam sebuah catatan. Terhadap euro, rubel naik 0,8 persen menjadi diperdagangkan di 61,34.

Namun, rubel adalah mata uang dengan kinerja terbaik sepanjang tahun ini karena menerima dorongan buatan dari kontrol modal yang diberlakukan Rusia setelah mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari.

Rubel yang kuat membantu membatasi inflasi yang sedang berkembang, tetapi merusak pendapatan anggaran dan perusahaan-perusahaan yang berfokus pada ekspor yang bergantung pada penjualan komoditas di luar negeri.

Yang terakhir menimbulkan kekhawatiran di antara pejabat Rusia dan pebisnis dan meningkatkan kebutuhan untuk mengembalikan aturan anggaran yang membatasi pengeluaran anggaran Rusia dan mengalihkan kelebihan pendapatan minyak ke dalam rainy-day fund (dana yang disisihkan untuk digunakan pada saat terjadi kekurangan penerimaan atau defisit anggaran).

Parameter aturan anggaran baru diharapkan akan segera dirilis, dan bank sentral mengharapkan aturan tersebut berlaku mulai tahun 2023.

"Kejatuhan rubel tidak dapat dihindari karena kemungkinan pengumuman parameter aturan anggaran yang diperbarui," Iskaner Lutsko, kepala strategi investasi di ITI Capital, mengatakan.

Di pasar saham, indeks acuan turun, bersiap untuk kembalinya investor asing dari negara-negara yang belum memberlakukan sanksi terhadap Rusia mulai 8 Agustus.

Rusia melarang semua investor asing dari pasar sahamnya beberapa hari setelah 24 Februari, menjadikan investor ritel domestik sebagai penggerak pasar.

"Hari ini, konsolidasi di pasar Rusia dapat berlanjut di tengah ketidakpastian atas masuknya non-penduduk dari yurisdiksi 'bersahabat' ke pasar Rusia," kata Yulia Goldina, ahli strategi ekuitas di BCS Global Markets.

Indeks RTS dalam denominasi dolar turun 1,0 persen menjadi diperdagangkan di 1.127,1 poin, sementara MOEX berbasis rubel turun 1,2 persen menjadi diperdagangkan di 2.154,4 poin.

Pengecer makanan terkemuka Rusia X5 Group mengungguli pasar yang lebih luas dengan kenaikan 1,5 persen di Bursa Moskow. Perusahaan mengatakan berencana untuk melanjutkan peningkatan investasi dan memperluas bisnis setelah lonjakan 79,4 persen laba bersihnya di kuartal kedua.

Baca juga: Rupiah melemah dipicu kembalinya kekhawatiran resesi
Baca juga: Dolar AS merosot ke terendah 2 bulan, seiring pemulihan yen berlanjut
Baca juga: Yen bersiap untuk kenaikan terbesar dalam lebih dari dua tahun

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022