Kami dari pelatih selalu menanamkan untuk menyanyi dari hati agar pesan dari lagunya bisa sampai
Tokyo (ANTARA) - Paduan suara Universitas Sebelas Maret Solo (UNS) Voca Erudita menyabet tujuh penghargaan dalam Tokyo International Choir Competition yang diselenggarakan di Tokyo pada 29-31 Juli 2022.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang dan Federasi Mikronesia Heri Akhmadi saat menerima tim paduan suara Voca Erudita di KBRI Tokyo, Selasa, menyampaikan terima kasih atas kemenangan tersebut.

“Saya berterima kasih atas kerja keras para pelatih dan pimpinan universitas juga adik-adik semua dalam menjalani kegiatan ini,” kata Dubes Heri.

Bersaing dengan 54 peserta paduan suara dari lima negara, Erudita UNS memenangi tiga kategori, di antaranya kategori campuran, kontemporer dan folklor.

Baca juga: Sandiaga: Paduan suara Indonesia diperhitungkan di tingkat dunia

Selain itu, tim tersebut juga menyabet empat penghargaan, yaitu Best Interpretation of Contemporary Song Category Under the Sea, Best Interpretation of Baroque Choral Works “Die Himmel Erazahlen Die Ehre Gottes” dan Grand Champion for 4th Tokyo International Choir Competition.

Dubes Heri berharap ke depannya Voca Erudita UNS dapat berkolaborasi dan tampil di beberapa universitas di Jepang.

Melalui kesenian, lanjut dia, budaya Indonesia diharapkan lebih dikenal lagi di Jepang.

Heri mengatakan salah satu universitas, yakni Universitas Pendidikan Indonesia telah memulai kerja sama dengan Gifu University dalam mengajarkan musik angklung untuk penyandang tuna rungu.

Angklung-angklung tersebut dipasang lampu-lampu khusus sehingga para penyandang tuna rungu bisa turut menikmati bahkan memainkan musik tersebut.

“Mereka mengembangkan metode teknik mengajar kesenian untuk berkebutuhan khusus. Saya yakin dari sini (paduan suara UNS) juga bisa mengembangkan kreasi lainnya,” katanya.

Dubes RI untuk Jepang Heri Akhmadi menerima tim Paduan Suara Universitas Sebelas Maret (UNS) Voca Erudita tampil di KBRI Tokyo, Selasa (2/8) setelah menyabet tujuh penghargaan di kompetisi kur internasional Tokyo. (ANTARA/ Juwita Trisna Rahayu)
Dosen UNS pendamping tim paduan suara Voca Erudita Pringgo Widyo Laksono menuturkan tantangan yang dihadapi saat mengikuti kompetisi internasional di tengah pandemi.

“Karena ini masa pandemi, kami memiliki kendala karena adanya peraturan misalnya untuk karantina dan vaksin harus lengkap. Selain itu, kami memerlukan biaya keberangkatan cukup besar karena kami membawa 37 penyanyi, dua konduktor dan satu dosen pendamping,” katanya.

Selain itu, lanjut dia, tim juga harus menyesuaikan kondisi dan peraturan di Jepang.

Sebelum bertolak ke Negeri Sakura itu, dia menjelaskan, tim telah berlatih selama lima bulan dengan mendatangkan pelatih dan ahli serta studi banding di dalam negeri.

“Kami berharap untuk ke depannya bisa sustain perkembangan diri kami sendiri, bisa melaksanakan regenerasi, menjaga kualitas dan performa sehingga bisa terus berkompetisi di grand champion berikutnya,” katanya.

Sementara itu, Pelatih Voca Erudita UNS Ardian Dika mengungkapkan satu hal yang membuat tim paduan suara tersebut berbeda adalah mereka menyanyikan dari hati.

“Kami dari pelatih selalu menanamkan untuk menyanyi dari hati agar pesan dari lagunya bisa sampai. Harus all out tapi tidak over. Dari jurinya juga mengatakan bahwa pesan dari lagunya benar-benar sampai ke kami,” ujarnya.

Dika berharap pemerintah lebih memberikan perhatian khusus kepada paduan suara yang selama ini turut mengharumkan nama bangsa.

“Saya harap pemerintah bisa support, sedikit melirik paduan suara karena antusias dalam mengharumkan nama Indonesia di luar negeri,” katanya.

Baca juga: Persiapan TRCC jelang "11th Bali International Choir Festival"
Baca juga: Ekosistem paduan suara Indonesia mulai terbangun


Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022