korban berhasil dievakuasi pada pukul 09.42 WIB
Natuna (ANTARA) - Tim SAR gabungan Natuna, Selasa berhasil menemukan jasad nelayan yang hilang di laut Natuna, Kepulauan Riau setelah dilakukan pencarian selama empat hari.

"Pencarian Tim SAR gabungan membuahkan hasil dengan ditemukan korban dalam keadaan meninggal dunia pada posisi 03°54’44”N - 107°54’22”E di Tanjung Miang Desa Selaut Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna berjarak 2,8 Mil laut arah Barat Laut dari titik awal korban terjatuh," kata Kepala Basarnas Natuna Mexianus Bekabel, di Natuna, Selasa.

Ia juga mengatakan pencarian hari ini dimulai pada pukul 06.00 WIB dengan membagi menjadi 4 tim untuk menyisir area pencarian sebelum ditemukan korban, Junaidi (30) warga Pulau Sedanau Kecamatan Bunguran Barat Kabupaten Natuna.

"Korban berhasil dievakuasi pada pukul 09.42 WIB selanjutnya korban di bawa menuju ke Pulau Sedanau menggunakan perahu karet milik Kantor Pencarian dan Pertolongan Natuna dengan didampingi oleh Kapal Catamaran Milik Lanal Ranai, kapal Polairud Natuna serta beberapa kapal milik nelayan untuk selanjutnya akan diserahkan ke keluarga korban," kata Mexianus.

Ia mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh unsur yang terlibat.

Baca juga: Tim SAR lanjutkan pencarian nelayan hilang di perairan Tanjung Lelemo
Baca juga: Tim SAR cari satu nelayan dilaporkan hilang di Laut Haruku

Sebelumnya, Basarnas Natuna mendapatkan laporan bahwa satu orang nelayan bagan tenggelam di laut Natuna, Kepulauan Riau pada Sabtu (30/7) pada posisi 3°53’00.6” N - 107°56’38.3” E, perairan Pulau Selaut Kabupaten Natuna pada Sabtu 30 Juli 2022 sekitar pukul 18.30 WIB.

Menindak lanjuti laporan tersebut, pada Sabtu malam sekitar pukul 21.35 WIB Basarnas mengerahkan satu tim Rescue yang berjumlah 6 orang bergerak menuju lokasi.

Terjadinya kecelakaan diketahui sekitar perairan Karang Tengah, Selaut atau sekitar Pulau Kokop, Kelurahan Sedanau, Kecamatan Bunguran Barat. Pada Minggu (31/7) pencarian sempat dihentikan sementara karena cuaca buruk.

​​​​​​Sementara, menurut Ketua Organisasi Bagan Apung Pulau Sedanau, Wan Mustarhadi (52), korban tenggelam setelah upaya mencegah tabrakan antar bagan.

"Pada hari Sabtu (30/7) sekira pukul 18.30 WIB Eko dan Junaidi sedang menarik atau memindahkan bagan milik Sumardi menggunakan pompong (kapal kayu) dari posisi awal untuk mengamankan bagan mereka agar tidak terjadi tabrakan antara sesama bagan," kata Mustarhadi.

Baca juga: Basarnas cari dua nelayan hilang di perairan Morotai
Baca juga: KSOP Dobo koordinasikan pencarian empat awak KM Intan Fortuna

Ia menjelaskan pada saat proses pemindahan tersebut, bagan yang diawaki oleh Eko dan Junaidi mengalami tabrakan dengan bagan milik Santo karena bagan tersebut tidak memiliki lampu penerangan.

"Karena tidak ada lampu tanda bagan, Junaidi naik ke bagan Santo berusaha untuk menahan bagan yang tabrakan tersebut," kata dia.

Setelah berhasil menghindari tabrakan tersebut, lanjut Mustarhadi, Junaidi terjun ke laut untuk berusaha mengejar dan naik ke bagan yang diawaki Eko dengan cara berenang.

"Namun tidak berhasil sampai ke bagan yang diawaki Eko, Junaidi tidak kelihatan lagi dipermukaan laut, menyadari hal tersebut kemudian Eko menghubungi Sumardi pemilik bagan," ungkapnya.

Baca juga: Basarnas: Nelayan hilang di perairan Torega Muna ditemukan meninggal

Pewarta: Cherman
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022