Warga difabel dengan kursi roda juga dapat naik secara mandiri di dalam pasar menuju lantai atas
Solo (ANTARA) - ASEAN Para Games di Solo tahun ini menjadi momentum menggelorakan semangat kesetaraan bagi semua termasuk penyandang disabilitas.

Tujuannya agar tak ada lagi ruang atau sekat yang memberi perbedaan kesempatan atau bahkan diskriminasi yang sudah tak sesuai perkembangan zaman yang serba terbuka dan cepat didukung era digitalisasi.

Bila olahraga, antara lain melalui Para Games dan Paralimpik, menjadi salah satu bidang yang dapat mengikis ketidaksetaraan, maka sudah seharusnya diikuti bidang lain di lini kehidupan manusia termasuk mengakomodasi kebutuhan pendukung penyandang disabilitas.

Ada banyak tempat dan ruang publik yang saat ini sudah menerapkan prinsip kesetaraan, tak terkecuali pasar tradisional di Solo yang layak menjadi percontohan.

Kepala Bidang Sarana Distribusi Perdagangan Dinas Perdagangan Kota Surakarta Joko Sartono menjelaskan, di kotanya ada 44 pasar. Tidak semua pasar berkategori tradisional, tapi ada juga pasar yang dibuka sesuai tema atau produk yang dijual atau pasar tematik.

"Dari jumlah itu, sebanyak 13 pasar adalah pasar tematik seperti pasar yang menjual kain batik dan elektronik," kata Joko Sartono kepada ANTARA setelah menghadiri rapat terkait anggaran di DPRD Surakarta.

Sebanyak 44 pasar tersebut, tiga di antaranya merupakan pasar percontohan ramah difabel khususnya tunadaksa yang memenuhi syarat yakni Pasar Tanggul, Pasar Legi, dan Pasar Klewer.

Sejatinya, sebanyak 44 pasar di Solo dapat mengakomodasi kebutuhan penyandang disabilitas terutama tunadaksa.

Namun, pasar-pasar yang sudah berdiri tersebut masih belum sesuai dengan persyaratan tertentu misalnya terkait penggunaan kursi roda karena menyangkut tingkat kemiringan.

Adapun syarat untuk derajat kemiringan jalur agar kursi roda bisa masuk ke dalam pasar adalah minimal hingga enam derajat.

Apabila lebih dari enam derajat, maka tidak masuk kriteria karena tergolong curam.


Baca juga: ASEAN Para Games Solo, perjuangan untuk kesetaraan

Selanjutnya: Tiga pasar tradisional di Solo yang ramah difabel.
 

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2022