Mereka harus merogoh isi saku celana sendiri untuk bisa berpartisipasi membantu kelancaran perhelatan ini
Solo (ANTARA) - Terik mentari yang membakar muka siang itu tak menyurutkan semangat Sri Murdiasih untuk membantu para atlet, ofisial, maupun media dalam memberikan informasi perihal ASEAN Para Games dan kebutuhan lainnya.

Dengan sigap, perempuan berusia 24 tahun itu langsung menghampiri apabila melihat seseorang yang tengah kebingungan. Dengan suara parau, Sri bertanya "Permisi mas, mau meliput? Lewat sini yah, mas, jalur untuk media".

Tak jauh dari lokasi Sri, seorang relawan lainnya dengan sukarela mendorong kursi roda kontingen asal Myanmar yang kesusahan karena jalur yang sedikit menanjak. Meski ada keterbatasan bahasa di antara keduanya, tapi tak menghalangi mereka untuk saling memahami satu sama lain.

Sri merupakan satu dari sekitar 1.300 relawan atau volunteer yang diterjunkan dalam perhelatan ASEAN Para Games 2022. Mayoritas dari mereka adalah mahasiswa dan pelajar yang berasal dari sekitar Kota Surakarta.

Sejak pukul 06.00 WIB mereka sudah tiba di setiap arena pertandingan sesuai dengan bidang pekerjaannya masing-masing. Ada yang bertugas sebagai penerjemah, penghubung, mengurus penginapan atlet, humas, hingga tim medis.

Tak jelas waktu kerja mereka, bahkan ada yang sampai pukul 22.00 WIB untuk melayani setiap kebutuhan. Tapi bagi mereka, menjadi relawan adalah panggilan mulia yang bekerja tanpa terlalu berharap akan imbalan.


Baca juga: 1.300 volunteer ikuti pembekalan ASEAN Para Games 2022 Solo

Selanjutnya: Pilot pun ada yang jadi relawan
 

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2022