Ketika kita hanya menjadi market atau pasar, tidak ada investasi yang masuk ke kita untuk pembuatan lapangan pekerjaan...
Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Indonesia tidak boleh hanya menjadi pasar atau konsumen di tengah perkembangan perdagangan secara digital.

“Ketika kita hanya menjadi market atau pasar, tidak ada investasi yang masuk ke kita untuk pembuatan lapangan pekerjaan yang membuat pertumbuhan ekonomi kita lebih besar dari negara lain,” kata Erick Thohir pada webinar “Menuju Masyarakat Cashless” yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Adaptasi diperlukan untuk merealisasi potensi ekonomi digital di Indonesia yang mencapai 328 miliar dolar AS pada 2030 atau mencapai 40 persen dari total potensi ekonomi digital di Asia Tenggara.

Baca juga: Kemenko: Nilai transaksi e-commerce RI kuartal I Rp108,54 triliun

Karena itu, lanjutnya, pemerintah membuat kebijakan agar Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia dapat diproses di dalam negeri guna membuka lebih banyak tenaga kerja, termasuk SDA yang dibutuhkan dalam perkembangan digitalisasi.

BUMN, kata dia, juga didorong untuk melakukan transformasi digital dengan berinovasi dan mendorong pembangunan ekosistem yang dapat membuat bisnis mereka lebih efisien dan memberikan keuntungan.

“Contoh pembuatan platform Ferizy oleh PT ASDP Indonesia Ferry (ASDP) yang membuat penyeberangan truk tidak lagi perlu berjam-jam melalui e-ticketing,” katanya.

Baca juga: Aplikasi Ferizy bantu ASDP dapatkan manifest perjalanan secara akurat

Pembuatan aplikasi tersebut dapat membantu menurunkan biaya logistik Indonesia yang saat ini masih mencapai 23 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan meningkatkan trafik pengiriman barang antar daerah.

“Digitalisasi di sektor ekonomi kita juga harus mampu menarik investasi, sehingga kita memerlukan kebijakan lebih dari pemerintah yang mudah-mudahan bisa memastikan bangsa kita tidak hanya menjadi pasar,” ucap Erick Thohir.

Baca juga: Erick Thohir: Digitalisasi kunci untuk hadapi musuh pandemi
 

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022