Jakarta (ANTARA) - Tinder, layanan kencan daring, mengurungkan rencananya untuk membawa kencan daring ke dunia metaverse akibat bisnisnya yang akhir-akhir ini melesu.

Kabar itu disusul dengan mundurnya sang CEO yaitu Renate Nyborg yang bahkan belum genap setahun menjabat sebagai pemimpin di perusahaan tersebut.

Baca juga: Tren cari pasangan lewat aplikasi digital meningkat

The Verge melansir pada Rabu, nampaknya hasil di kuartal kedua 2022 tidak memuaskan untuk Match Group yang menaungi Tinder menjadi salah satu penyebab batalnya kehadiran Tinderverse (tinder versi metaverse).

Padahal Tinder pada saat mengumumkan Tinderverse begitu bersemangat dan terlihat mengambil banyak langkah untuk mewujudkannya salah satunya mengakuisisi perusahaan rintisan bernama Hyperconnect pada tahun lalu.

Hyperconnect diketahui memiliki keahlian menghadirkan teknologi Augmented Reality, kecerdasan buatan, serta video interaktif.

“Mengingat ketidakpastian tentang kontur akhir metaverse dan apa yang akan atau tidak akan berhasil, serta lingkungan operasi yang lebih menantang, saya telah menginstruksikan tim Hyperconnect untuk beralih mencari inovasi baru tetapi tidak berinvestasi dalam metaverse saat ini,” kata CEO Match Group Bernard Kim yang mengumumkan mundurnya CEO Tinder dan Tinderverse.

Baca juga: Penipuan kencan online tinggi di Asia Tenggara

Lebih lanjut, Bernard menyebutkan akan mengevaluasi rencana ekspansi ke metaverse dengan berhati-hati dan jika terdapat masa depan dan potensi menjanjikan maka mungkin saja Tinderverse bisa terwujud.

Akuisisi Hyperconnect diperkirakan menjadi salah satu penyebab buruknya kinerja Match Group di kuartal kedua 2022 dan menyebabkan kerugian sebesar 10 juta dolar AS.

Selain mengumumkan mundur dari rencana tinderverse dan hengkangnya CEO Tinder, Match Group juga mengumumkan tidak jadi merilis koin bernama Tinder Coins karena dinilai kurang efektif.

Adapun Tinder Coins merupakan "mata uang" yang bisa digunakan hanya di dalam aplikasi Tinder sebagai salah satu alat transaksi untuk layanan kencang daring itu, Tinder Coins rencananya hanya diberikan kepada pengguna yang aktif memperbarui dan menggunakan profil mereka.

Bahkan rencananya Tinder Coins juga akan digunakan sebagai pembayaran fitur-fitur premium di Tinder seperti fitur "Super Likes".

Sebenarnya tahapan uji coba sudah dilakukan kepada beberapa pengguna loyal Tinder, namun nampaknya hal tersebut tidak sesuai harapan Match Group.

“Setelah melihat hasil yang beragam dari pengujian Tinder Coins, kami telah memutuskan untuk mengambil langkah mundur dan memeriksa kembali inisiatif itu sehingga dapat lebih efektif berkontribusi pada pendapatan Tinder,” ujar Bernard.



Baca juga: Tiga tips kencan online sukses di malam Minggu

Baca juga: Tinder akan pakai kartu identitas untuk verifikasi akun

Baca juga: Cara Dikta cari pasangan sefrekuensi di aplikasi kencan "online"

Penerjemah: Livia Kristianti
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022