JNE sengaja mengubur beras yang sudah dalam kondisi rusak supaya tidak ada asumsi menyalahgunakan maupun menjual ke masyarakat
Jakarta (ANTARA) - Kuasa hukum perusahaan ekspedisi PT Tiki Jalur Nugraha Eka Kurir (JNE) Hotman Paris menantang oknum yang mengaku pemilik lahan berinisial R membuktikan tuduhannya bahwa JNE menimbun bantuan sosial (bansos) presiden di Depok dengan membawa pengacara.

Menurut Hotman, dalam konferensi pers di Jetski Cafe, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis, R telah menuduh JNE menimbun bansos presiden agar memenangkan persoalan kepemilikan lahan yang masih dalam status sengketa.

Sosok pengacara yang ditawarkan Hotman kepada R adalah Razman Arif Nasution.

"Bawa pengacara kamu (Razman Arif Nasution) juga boleh," kata Hotman.​​​​​

Hotman mengatakan R membohongi publik supaya kasus sengketa kepemilikan lahannya, dengan instansi lain di luar JNE, terekspos dengan adanya kasus penimbunan bansos presiden.

Menurut pengacara kondang itu, JNE sengaja mengubur beras yang sudah dalam kondisi rusak supaya tidak ada asumsi menyalahgunakan maupun menjual ke masyarakat.

Hotman menjelaskan, JNE pada awalnya ditunjuk menyalurkan 6.199 ton beras bansos presiden kepada 247.997 keluarga penerima manfaat di Depok.

Namun dalam proses penyaluran beras, ada 3,4 ton di antaranya yang sudah dalam kondisi rusak.

"Kalau secara persentase hanya 0,05 persen, kurang dari setengah persen yang rusak, yaitu 3,4 ton dari 6.199 ton," kata Hotman.

Hotman menjelaskan, 3,4 ton beras yang rusak itu terdata pada bulan Mei 2020 dan disimpan di gudang JNE selama 1,5 tahun.

Dalam prosesnya, lanjut Hotman, beras tersebut rusak sehingga JNE memutuskan mengubur beras bansos presiden ke lahan kosong di Depok yang rupanya sedang dipersengketakan oleh R.

Keputusan mengubur beras itu untuk menghindari asumsi dan tuduhan-tuduhan miring dari masyarakat terkait penyaluran bansos.

"Karena kalau diedarkan ke masyarakat takut nanti disalahgunakan, takut nanti dituduh menjual beras banpres. Akhirnya ada ide ya udah dikubur aja, kebetulan ada penjaga lahan yang setuju," kata Hotman.

Sebelumnya, sembako sebanyak satu mobil kontainer ini ditemukan terkubur di kedalaman tiga meter, di Lapangan KSU, Sukmajaya, Kota Depok, pada Jumat (29/7/2022) lalu.

Warga yang menemukan dugaan penimbunan sembako ini, Rudi Samin, mengatakan bahwa penemuan sembako ini bermula ketika dirinya mendapat laporan dari salah seorang karyawan jasa pengiriman yang ada di sekitar lokasi kejadian.

Karyawan jasa pengiriman barang itu pun memberitahu Rudi bahwa ada penimbunan sembako di Lapangan KSU.

"Saya dapat informasi dari orang dalam JNE ada pemendaman sembako. Saya cari sehari tidak dapat, dua hari, tiga hari akhirnya saya dapat dengan menggunakan beko (excavator) pada Jumat kemarin," jelasnya di lokasi kejadian.

Rudi mengatakan, tumpukan sembako yang dipendam di dalam tanah ini bertuliskan bantuan presiden.

"Ada tulisannya, bantuan presiden yang dikoordinir Kemensos. Dari polres dan juga sudah datang kemarin," katanya.

Sementara itu, pantauan di lokasi tumpukan sembako yang diduga ditimbun ini telah ditutup terpal berwarna biru.

Garis polisi pun terpasang di lokasi kejadian, dan galian tanahnya pun masih terbengkalai.

Menguaknya isu soal penimbunan bansos presiden membuat JNE berkonsultasi soal hukum dengan pengacara kondang Hotman Paris.

"Ini bukan pertama kali kami menggunakan jasa Bang Hotman," kata Wakil Presiden Marketing JNE Eri Palgunadi.

Eri menambahkan meski penyelidikan kasus penguburan bantuan sosial (bansos) presiden dihentikan oleh Kepolisian Daerah Metro Jaya, honor pengacara yang kerap memamerkan cincin batu akik di depan layar kaca itu tetap dibayarkan perusahaan.

"Pasti lah (dibayar honornya), profesional kami," kata Eri.

Lebih lanjut mengenai besaran honor Hotman, Eri menolak mengungkapkan kepada awak media.

Cuma Hotman Paris sempat berkelakar, setelah mendengar berita penghentian penyelidikan kasus penguburan bansos presiden oleh Polda Metro Jaya, dia seperti ingin mentraktir asisten pribadi (Aspri)

"Gue mau mentraktir Aspri gue yang cantik mana satu?" kata Hotman.

Hotman mendengar berita Polda Metro Jaya menghentikan kasus temuan 3,4 ton beras bantuan sosial presiden yang dikubur di Depok dari salah seorang awak media yang menghadiri konferensi pers JNE di Jakarta Utara.

Awalnya pengacara berdarah Batak itu bereaksi seolah tidak percaya, namun karena kabar itu benar, Hotman langsung bersorak kegirangan disambut tepuk tangan direksi hingga pegawai JNE yang hadir dalam konferensi pers.​​​​​​​
Baca juga: Hotman dukung polisi hentikan penyelidikan bansos di Depok
Baca juga: Hotman Paris masih menangani nasib 3.000 karyawan Holywings
​​​​​​​

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2022