Kuala Lumpur (ANTARA) - Sebanyak 350 anak dari pekerja migran Indonesia (PMI) kini belajar di Sekolah Indonesia Johor Bahru (SIJB), Malaysia.

"Di awal berdirinya SIJB siswanya hanya berjumlah tujuh orang, di mana keseluruhannya merupakan anak-anak PMI. Selanjutnya, di 2015, atas perhatian kementerian di pusat, gedung SIJB berdiri dan diresmikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan kala itu," kata Konsul Pelaksana Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor Bahru Mohamad Rizali Noor dihubungi dari Kuala Lumpur, Jumat.

Rizali yang juga merupakan Pelaksana Kepala Sekolah Indonesia Johor Bahru mengatakan, di awal tahun pembelajaran 2022, jumlah anak yang belajar di sekolah tersebut mencapai 350 orang terdiri atas  siswa tingkat SD dan SMP.

SIJB, menurut dia, mulai memberikan layanan pendidikan pada 5 Januari 2014 atas inisiasi dari Konsul Jenderal Johor Bahru Taufiqur Rizali, yang melihat perlunya Pemerintah Indonesia memberikan perlindungan untuk anak-anak pekerja migran berupa pemenuhan hak dasar pendidikan.

Pendiriannya tidak mudah mengingat status izin tinggal para orang tua dan anaknya yang hampir seluruhnya tidak memiliki dokumen, kata Rizali.

Meski demikian, berkat upaya pendekatan konsisten kepada pemerintah setempat saat ini keberadaan SIJB relatif telah diakui, meskipun belum secara formal sebagai tempat pendidikan anak-anak Indonesia.

Ia mengatakan 100 persen murid di SIJB adalah anak-anak PMI yang ketika mendaftar ke sekolah tidak memiliki dokumen. Mereka lahir di Malaysia dan dapat dipastikan belum pernah menginjakkan kaki di Tanah Air.

Gedung SIJB ada dalam lingkungan KJRI Johor Bahru dan terdiri dari empat lantai dengan fasilitas memadai, yaitu 18 ruang kelas dengan kapasitas masing-masing 20 siswa.

Terdapat pula ruang olahraga dalam ruang yang dapat menampung sekitar 200 siswa, ruang guru yang bisa menampung 150 orang, laboratorium untuk sains dan komputer, ruang untuk sanggar tari dan studio musik.

Selain itu, ia mengatakan SIJB juga memiliki satu kendaraan operasional yang dapat digunakan untuk mengantar dan menjemput anak sekolah.

SIJB menggunakan kurikulum Merdeka Belajar seperti yang diterapkan di Indonesia. Sekolah tersebut kini sudah terdaftar dalam nomor pokok sekolah nasional, sehingga semua lulusannya dapat melanjutkan pendidikan di Tanah Air tanpa perlu ada tahap penyetaraan ijazah.

"Ada beberapa skema beasiswa yang diberikan, namun jumlahnya belum memadai, sehingga kami masih berupaya mencari sumber pembiayaan untuk anak-anak kami di sini agar dapat melanjutkan sekolah di Indonesia" kata Rizali.

Saat ini, menurut dia, ada 17 guru dan satu tenaga kependidikan yang seluruhnya Warga Negara Indonesia (WNI) yang mengajar para murid di SIJB.

Mereka pada umumnya guru yang dipekerjakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menjadi guru bagi anak-anak Indonesia di luar negeri, namun ada pula yang dari Johor Bahru.

Baca juga: 85 mahasiswa Indonesia akan ikut program PPI UTM Mengabdi di Malaysia
Baca juga: KJRI Johor Bahru rawat seorang anak yang terpisah dari ibunya
Baca juga: KJRI promosikan kegiatan pariwisata Batam di Johor Bahru

 

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022