Phnom Penh (ANTARA) - Latihan militer China di sekitar Taiwan sebagai reaksi atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke pulau itu merupakan eskalasi tidak berimbang dan tidak tepat, kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Jumat.

Blinken mengatakan Amerika Serikat telah berulang-ulang menjelaskan kepada China bahwa AS tidak mencari-cari krisis.

Dia menambahkan bahwa Washington dan sekutu-sekutunya sangat prihatin dengan aksi terbaru China itu.

China telah memulai latihan militer terbesar di Selat Taiwan, termasuk meluncurkan rudal sungguhan di sekitar pulau yang diklaim sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya.

"Tak ada pembenaran bagi respons militer yang ekstrem, tak berimbang dan besar-besaran ini," kata Blinken dalam jumpa pers di sela-sela pertemuan menlu ASEAN di Kamboja.

Dia menambahkan bahwa China telah membawa aksi berbahaya ke level yang lebih tinggi.

Blinken menegaskan bahwa AS tidak akan melakukan tindakan yang memicu krisis.

Namun, kata dia, AS akan terus mendukung sekutu-sekutunya di kawasan dan melakukan pengangkutan udara dan laut melalui Selat Taiwan.

"Kami akan terbang, berlayar dan beroperasi di mana pun yang diizinkan oleh hukum internasional," kata dia.

Blinken tengah mengikuti pertemuan ASEAN di Kamboja bersama mitra-mitranya dari Asia Tenggara dan 27 negara lain, termasuk China, Jepang, Inggris, Uni Eropa dan India. Dia tidak bertemu dengan Menlu China Wang Yi.

Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara (ASEAN) sebelumnya menyerukan semua pihak untuk menahan diri. Mereka mengatakan ada risiko salah perhitungan dan konflik di antara kekuatan-kekuatan besar.

China pada Kamis mengatakan akan menjatuhkan sanksi kepada Ketua DPR AS Nancy Pelosi sebagai balasan atas tindakannya yang "keji" dan "provokatif" dengan mengunjungi Taiwan.

Blinken mengatakan ASEAN dan negara-negara Asia lainnya sangat khawatir tindakan China akan memicu ketidakstabilan di kawasan tersebut.

"Adalah kewajiban kita dan China untuk bertindak secara bertanggung jawab. Yang tidak kita inginkan adalah upaya dari negara mana pun, termasuk China dan Rusia, untuk mengganggu perdamaian dan keamanan internasional," katanya.

Sumber: Reuters
Baca juga: Pelosi kunjungi Jepang setelah lawatan ke Taiwan bikin China berang
Baca juga: Taiwan kecam keras "tetangga jahat" usai China luncurkan rudal
Baca juga: China kerahkan kapal selam nuklir di dekat Taiwan


 

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022