Solo (ANTARA) - Tim tenis kursi roda Indonesia harus puas dengan dua medali perak dan empat perunggu pada ASEAN Para Games (APG) 2022 Solo, dan pencapaian atlet disabilitas itu tetap mendapatkan apresiasi mengingat perjuangannya tidak mudah.

Dua medali perak tersebut diraih ganda putra dan oleh Ndaru Patma Putri dari nomor tunggal putri kelas C7 E18 setelah pada laga final di lapangan tenis Stadion Manahan, Surakarta, Jumat, kalah 0-6, 1-6 dari wakil Thailand Sakorn Khanthasit.

"Apresiasi kami sampaikan. Para atlet telah berjuang secara maksimal," kata pelatih tim tenis kursi roda Indonesia Satria Yudi Gontara dalam keterangan resminya.

Hasil tim tenis kursi roda dalam kejuaraan multievent khusus disabilitas dua tahunan itu jelas menjadi sorotan karena menjadi satu dari empat cabang olahraga yang tidak bisa menyumbangkan medali emas selain goalball, sepak bola celebral palsy dan basket kursi roda.

Baca juga: Kalah adu penalti, Indonesia peroleh medali perak sepak bola CP

Meski demikian, Satria Yudi Gontara menyatakan tim tenis sudah berusaha semaksimal mungkin, apalagi sebelum turun dalam ajang ini telah menjalankan serangkaian program pelatnas. Atlet yang diturunkan juga hasil seleksi termasuk dari Peparnas 2021 Papua.

"Atlet yang turun di APG sebelumnya menjalani pelatnas. Artinya mereka berada di performa yang bagus,” kata dia.

Setelah menyelesaikan laga dalam ASEAN Para Games 2022 Solo, Satria akan melakukan evaluasi menyuruh demi meraih hasil terbaik dalam kejuaraan-kejuaraan lain baik level yang sama maupun lebih tinggi.

“Ya perlu ada evaluasi adalah performa. Saya yakin pemain ingin main ditingkat lebih tinggi. Kita kan try out di Indonesia. Untuk lebih punya jam terbang, mereka harus try out ke luar negeri. Semoga kita bisa mengikuti kejuaraan yang lebih tinggi," pungkas Satria Yudi Gontara.

Baca juga: Anak Senny Marbun dilamar di arena para-renang APG 2022

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2022