Jakarta (ANTARA) - Ketua Satuan Tugas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. dr. Naomi Esthernita F. Dewanto mengingatkan pentingnya peran air susu ibu (ASI) bagi bayi dan menyebut ASI sebagai imunisasi pertama bagi bayi.

"ASI itu merupakan imunisasi pertama untuk bayi, untuk menghindari penyakit dan mencegah kematian," katanya dalam seminar virtual dalam rangka World Breastfeeding Week yang diikuti dari Jakarta, Sabtu.

Selain mengandung nutrisi esensial yang dibutuhkan bayi, ASI mengandung immunoglobulin (antibodi) yang memperkuat sistem imun lokal saluran cerna serta komponen lain yang mempunyai efek perlindungan seperti laktoferin yang bisa menghambat pertumbuhan bakteri dan lisozim yang dapat menghancurkan dinding sel bakteri yang terdapat pada selaput lendir saluran cerna. 

Keberadaan zat-zat bioaktif dalam ASI mendukung ketahanan tubuh bayi, yang ketika baru lahir imunnya masih rendah.

"Immunoglobulin yang akan keluar lewat ASI itu akan sampai ke bayi. Jadi immunoglobulin juga merupakan imunisasi, pertahanan tubuh bayi," kata Naomi.

​​​​​​Kepala Departemen Pediatri Universitas Tarumanegara itu menyoroti penurunan angka pemberian ASI eksklusif selama enam bulan kepada bayi.

Dia mengutip data hasil Riset Kesehatan Dasar yang memperlihatkan penurunan angka pemberian ASI eksklusif dari 61,33 persen pada 2017 menjadi 37,3 persen pada 2018.

"Angka dari UNICEF terakhir bahwa tahun 2021 hanya satu dari dua bayi yang disusui eksklusif sampai enam bulan, artinya sekitar 50 persen," katanya.

Dia menyebut kampanye penjualan susu pengganti ASI, kurangnya dukungan keluarga dan komunitas, serta keterbatasan fasilitas menyusui di tempat kerja maupun tempat umum sebagai faktor yang mempengaruhi penurunan angka pemberian ASI secara eksklusif.

Baca juga:
Dokter: Dukungan orang terdekat tentukan keberhasilan ibu menyusui
Sleman gelar "Srawung lan Sinau ASI" pada Pekan Menyusui Sedunia

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022