Modal Indonesia
Mentalitas yang kerap goyah dan ketidakpatuhan terhadap strategi pun bisa dianggap sebagai titik lemah timnas U-16 Vietnam.

Tentu saja itu bisa dimanfaatkan Indonesia yang akan bermain dengan dukungan ribuan suporter di Stadion Maguwoharjo.

Pertandingan melawan Vietnam di timnas berbagai level usia selalu menjadi magnet bagi para suporter. Bumbu-bumbu persaingan sepak bola kedua negara ada di sana yang menambah intensitas laga.

Pelatih Bima Sakti merasa senang dengan antusiasme suporter, tetapi mengingatkan pendukung Indonesia di stadion untuk tetap menjaga sikap kepada tim lawan.

Bima Sakti sendiri merasa perlu mewanti-wanti lantaran atmosfer laga kontra Vietnam terasa sedikit "panas" pasca kejadian di Piala AFF U-19 2022 bulan Juli lalu.

Seperti diketahui, Indonesia sempat mengajukan protes resmi kepada AFF terkait sikap Vietnam dan Thailand yang diduga tidak sportif saat kedua tim bertarung di Piala AFF U-19 2022 pada Juli.

Tindakan timnas U-19 Vietnam dan Thailand, yang disebut PSSI seperti tidak berniat memenangi pertandingan ketika skor mereka imbang 1-1, membuat timnas U-19 Indonesia gagal ke semifinal Piala AFF U-19 itu. Buntut dari peristiwa tersebut, PSSI mempertimbangkan untuk keluar dari AFF.

"Tunjukkan bangsa Indonesia itu bangsa yang menghormati negara lain. Jangan sampai ada keributan, jangan sampai ada provokasi kepada pemain Vietnam," kata Bima.

Baca juga: Bima: Andrika Rachman kiper Indonesia versus Vietnam

Bukan cuma ke suporter, Bima juga meminta sikap tenang dari para pemainnya. Itu beralasan karena, di level usia U-16, kekuatan Indonesia tak berbeda jauh dengan Vietnam meski mereka berstatus tim tersukses di Piala AFF U-16 dengan tiga gelar juara yaitu tahun 2006, 2010 dan 2017.

Perlu digarisbawahi, Vietnam belum mampu menaklukkan Indonesia di Piala AFF U-16 sejak tahun 2018. Di edisi 2018, Indonesia mengandaskan Vietnam 4-2 lalu mengalahkan mereka 0-2 di Piala AFF U-15 2019.

Masih di Piala AFF U-15 2019, Indonesia memenangi pertandingan perebutan tempat ketiga dari Vietnam lewat adu penalti lantaran laga waktu normal tuntas tanpa gol.

Penting bagi pemain timnas U-16 Indonesia untuk fokus dan tidak terpengaruh gejolak di luar lapangan. Sedikit saja tak konsentrasi, kekalahan bisa tersaji di depan mata dan itu dapat membuang kesempatan mengisi tempat di semifinal Piala AFF U-16 2022.

Bima menyadari betul hal itu. Akan tetapi, pelatih berumur 46 tahun tersebut menolak untuk bermain aman meski hanya membutuhkan satu poin saja untuk menjadi juara Grup A dan mengunci satu tempat di babak empat besar.

"Kami tak boleh berpikir, 'Wah, seri sudah cukup jadi kami harus bermain aman'. Kami mau 'fight' dan menang," tutur Bima.

Baca juga: Myanmar siap jalani laga sulit kontra Kamboja demi semifinal AFF U-16

Takluk dari Vietnam tentu saja tidak masuk dalam skenario. Sebab, andai ditundukkan Vietnam, Indonesia harus berharap menjadi peringkat kedua terbaik fase grup dan itu artinya menggantungkan nasib kepada tim dari grup lain yakni Grup C. Sebagai catatan, Grup B tak masuk hitungan karena poin peringkat kedua mereka dipastikan tak bisa melampaui poin di Grup A dan C.

Hitung-hitungannya, misalnya kalah dari Vietnam, maka Indonesia memiliki enam poin.

Di Grup C, usai menjalani dua laga, masih ada tiga tim yakni Malaysia (empat poin), Myanmar (empat poin) dan Kamboja (tiga poin) yang berpeluang ke semifinal.

Pertandingan terakhir Grup C, Senin (8/8), akan mempertemukan Myanmar melawan Kamboja dan Malaysia versus Australia. Jika Myanmar dan Malaysia sama-sama menang, maka Indonesia tersingkir dari Piala AFF U-16 2022.

Keadaan demikianlah yang tidak diinginkan oleh Bima Sakti.

"Kami tak mau berharap pada tim lain. Kami ingin menentukan nasib kami sendiri," kata dia.

Baca juga: Bima Sakti rotasi pemain Indonesia saat lawan Vietnam

Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2022