Kami telah berada di level itu untuk waktu yang cukup lama,
Manila (ANTARA) - Situasi geopolitik yang bergejolak dan dampak dari kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan menggarisbawahi pentingnya hubungan Filipina-AS, kata Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr pada Sabtu.

Marcos, yang bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di istana kepresidenan di Manila, mengatakan kunjungan Blinken tepat waktu, tetapi dia yakin perjalanan Pelosi "tidak meningkatkan intensitas" situasi yang sudah bergejolak.

Kunjungan Blinken ke Filipina terjadi di tengah meningkatnya ketegangan, retorika sengit, dan unjuk kekuatan militer China di sekitar Taiwan yang dipicu oleh kunjungan Pelosi ke pulau itu.

Marcos mengatakan perjalanan Pelosi "hanya menunjukkan ... intensitas konflik itu."

Baca juga: Filipina, AS berharap lanjutkan latihan militer gabungan di LCS

“Kami telah berada di level itu untuk waktu yang cukup lama, tetapi kami sudah terbiasa dengan gagasan itu,” kata dia kepada Blinken menjelang pertemuan tertutup.

Blinken adalah pejabat tertinggi AS yang melakukan perjalanan ke Filipina sejak pelantikan Marcos, putra mendiang mantan presiden Filipina yang dibantu Washington melarikan diri ke pengasingan di Hawaii setelah pemberontakan "kekuatan rakyat" 1986.

Blinken meyakinkan Marcos bahwa AS akan menghormati komitmennya terhadap pakta pertahanan bersama mereka yang telah berusia puluhan tahun.

"Aliansi itu kuat dan saya yakin bisa tumbuh lebih kuat lagi," kata Blinken kepada Marcos.

"Kami berkomitmen pada perjanjian pertahanan bersama, kami berkomitmen untuk bekerja dengan Filipina dalam tantangan bersama."

Filipina adalah titik tumpu persaingan geopolitik antara AS dan China. Marcos menghadapi tantangan sulit dalam menyeimbangkan hubungan negaranya dengan dua kekuatan ekonomi utama itu.

Blinken kemudian menggelar pertemuan virtual dengan Menteri Luar Negeri Filipina Enrique Manalo yang sedang menjalani pemulihan COVID-19.

Manalo mengatakan Washington adalah "sekutu penting, mitra, dan teman", tetapi dia juga menekankan kepada Blinken perlunya menciptakan situasi tenang di Taiwan, yang hanya berjarak 260 kilometer dari daratan Filipina.

"Filipina tentu saja terus mengacu pada kekuatan besar untuk membantu menenangkan perairan dan menjaga perdamaian," kata Manalo.

"Kami tidak mampu menanggung eskalasi lebih lanjut dari ketegangan di kawasan itu," ujar dia, menambahkan.

Mengatakan bahwa perdamaian dan keamanan adalah tantangan yang harus dihadapi AS di mana pun, Blinken mengungkapkan "tekad untuk bertindak secara bertanggung jawab, sehingga kita menghindari krisis, kita menghindari konflik."

Sumber: Reuters

Baca juga: AS ulangi peringatan kepada China soal serangan ke pasukan Filipina
Baca juga: "Coast Guard" AS dukung negara mitra yang khawatirkan China di LCS

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022