Solo (ANTARA) - Di antara deretan atlet para-renang ASEAN Para Games 2022 yang diselenggarakan di Stadion Jatidiri, Semarang, tampak sosok berperawakan tinggi, tegap, dan atletis berjalan menggunakan kruk penyangga tubuh.

Sosok itu adalah Rino Saputra, salah satu atlet Indonesia yang berlaga di pesta olahraga terbesar bagi para atlet difabel se-Asia Tenggara itu.

Selain di Kota Solo, perlombaan APG 2022 juga diselenggarakan di Kota Semarang, tepatnya di Stadion Jatidiri, khusus untuk cabang olahraga para-renang.

Mungkin sebelumnya tidak pernah terbayang di benak Rino bakal menjadi atlet para-renang, apalagi bungsu dari tiga bersaudara itu dari kecil menyukai olahraga sepak bola.

Kecelakaan yang terjadi pada medio 2013 akhir mengubah jalan hidup Rino. Kaki kanannya patah, sedangkan kaki kirinya hancur terlindas truk yang juga merenggut nyawa kawan yang memboncengkannya naik sepeda motor.

Akibat kecelakaan itu, Rino sempat terpukul karena harus kehilangan seorang kawan dan satu kakinya. Untungnya, kaki kanan Rino masih bisa diselamatkan setelah menjalani operasi.

"Jadi, ceritanya saya pulang kuliah dibonceng kawan naik sepeda motor. Lalu terjadi kecelakaan dengan truk dari berlawanan arah. Kawan saya meninggal," ungkap Rino.

Baca juga: Debutan Rino Saputra tak sangka sabet emas para-renang

Kecelakaan itu juga membuat atlet asal Riau itu harus menjalani masa pemulihan cukup lama, sekitar dua tahun, karena memang saat itu hanya bisa berbaring dan duduk.

Bahkan, sang kekasih ketika itu malah meninggalkannya begitu saja setelah mengetahui kondisi Rino. Cibiran juga didapatkannya dari lingkungan yang membuat Rino semakin tertekan.

Namun, Rino terus mendapatkan suntikan semangat dari keluarganya, terutama sang ibunda sehingga pelan-pelan membuatnya mulai menemukan kembali arti hidup.


Tekuni para-renang

Ternyata, kasih sayang, kesabaran, dan doa sang ibunda benar-benar mengembalikan kepercayaan diri dan semangat Rino yang sempat meredup.

Suatu ketika, Rino mendapatkan tawaran Zulkifli yang berasal dari National Paralympic Committee (NPC) Riau untuk bergabung ke cabang olahraga para-renang.

Rino pun menerima dan langsung berkesempatan menjajal kemampuannya berenang prestasi pada ajang Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2016 di Bandung.

"Padahal, saya baru belajar renang itu ya tahun 2016," kata anak pasangan Syafril Abbas dan Warni itu.
Perenang Rino Saputra. (ANTARA/Zuhdiar Laeis)
​​​​​​
Nyatanya, Rino terbilang sukses pada debut perdananya di Peparnas Bandung dengan menggondol dua medali emas dan satu perak. Medali emas diraihnya dari nomor 50 meter dan 100 meter gaya punggung.

Dua tahun berselang, Rino langsung ditarik mengikuti pelatihan nasional (pelatnas) di Solo untuk persiapan ASEAN Para Games 2020 di Filipina yang akhirnya batal karena pandemi COVID-19.

Vietnam pun ditunjuk menjadi tuan rumah ASEAN Para Games 2021, seiring penyelenggaraan SEA Games di negara berjuluk Negeri Paman Ho itu, namun akhirnya mengundurkan diri.

Baca juga: Para-renang Indonesia tampil sebagai juara umum APG 2022

Akhirnya, Indonesia menawarkan diri menjadi tuan rumah ASEAN Para Games pada tahun ini dengan dua daerah yang menjadi lokasi penyelenggaraan event tersebut, yakni Solo dan Semarang (khusus para-renang).

Rino pun senang bisa berlaga di Indonesia sebagai tuan rumah APG tahun ini karena bisa mendapatkan dukungan langsung dari suporter.

Apalagi, ajang prestasi semacam itu jelas sangat ditunggu para atlet setelah semua event olahraga sempat mandek cukup lama ketika terjadi gelombang COVID-19.


Kado ulang tahun

"Hasil tak pernah mengkhianati proses", mungkin ungkapan itulah yang pas untuk menggambarkan perjuangan Rino untuk meraih medali emas di ASEAN Para Games 2022.

Pada APG 2022, Rino sukses menggondol empat medali, yakni tiga medali emas dan satu medali perunggu. Medali emas diraih pada nomor 100 meter gaya bebas putra S9 dan 50 meter gaya bebas putra S9 untuk perorangan, serta 4x100 meter gaya ganti putra 34 point.

Satu-satunya perunggu direbut atlet yang pada 13 Agustus mendatang berulang tahun itu pada nomor 100 meter gaya punggung putra S9. Empat keping medali itu menjadi kado ulang tahunnya yang terindah.

"Alhamdulillah, memuaskan banget bagi saya. Debut langsung dapat tiga (medali) emas," kata atlet berusia 28 tahun itu.
Perenang Rino Saputra. (ANTARA/Zuhdiar Laeis)


Usai gelaran ASEAN Para Games 2022, semangat Rino nyatanya masih menyala dan berharap bisa kembali mewakili Indonesia ke ajang perlombaan yang lainnya.

"Insya Allah, kalau kepanggil lagi ya ke Kamboja. APG juga, tahun depan. Belum tahu juga karena itu kan dari tim pelatih," harap Rino.

Selain kepuasan pribadi atas prestasi yang diraihnya, Rino juga merasa lega bisa membuktikan kepada mereka yang dulu sempat meremehkan dan mencibirnya.

"Saya berhasil buktikan bahwa saya bisa. Intinya, jangan pernah terpuruk, jangan pernah merasa malu," kata Rino.

Rino juga masih ingin melanjutkan kembali kuliahnya yang sempat terhenti akibat kecelakaan dulu.

Soal kisah asmara, Rino kini sudah menemukan gadis yang lebih baik yang akan segera dinikahinya dalam waktu dekat. "(Kekasih) Orang Kartasura. Insya Allah mau menikah dalam waktu dekat. Doakan ya," tutup Rino.

Rino adalah satu dari deretan atlet difabel yang inspiratif karena mampu bangkit dari kondisi keterpurukan dengan terus berusaha dan berjuang hingga meraih prestasi.

Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2022