Padang (ANTARA News) - Tidak hanya kalangan pengusaha dan para pejabat, Ketua Dewan Pers, Prof. DR. Ichlasul Amal MA, pun ternyata tiga kali menjadi korban dari perilaku insan pers palsu yang memusingkan alias "wartawan bodrex". "Saya bahkan telah tiga kali menjadi korban wartawan tidak jelas itu," katanya ketika berbicara pada diskusi "Menggugat Profesionalisme Wartawan" yang digelar Dewan Pers di Padang, Rabu. Ia juga mengaku bingung dalam menghadapi para "WTS" alias Wartawan Tanpa Surat-kabar tersebut. "Bagaimana tidak bingung, saya bahkan pernah diikuti sampai ke kamar hotel," katanya. Ketika itu, ungkapnya, ia diwawancara selama sekitar satu jam oleh beberapa orang yang mengaku wartawan. Setelah wawancara mereka meminta "uang jalan", dan ketika tidak diberi, mereka malah "mengejar" sampai ke kamar hotel. Dewan Pers sendiri, menurut Ichlasul Amal, tidak bisa berbuat banyak dalam menyikapi keberadaan wartawan-wartawan seperti itu. Menurut dia, seharusnya organisasi-organisasi wartawan yang ada lebih berperan mengatasi menjamurnya wartawan sejenis. Tidak adanya standar profesi yang jelas serta begitu mudahnya seseorang untuk menjadi wartawan merupakan salah satu faktor pemicu menjamurnya "wartawan bodrex", katanya. Ia juga sependapat organisasi-organisasi wartawan yang ada lebih berperan dalam menertibkan wartawan semacam itu. "Tapi, sayangnya, kini banyak juga wartawan yang tidak mau menjadi anggota organisasi wartawan manapun. Katanya mau independen. Ini susahnya, bagaimana cara menertibkannya," demikian Ichlasul Amal. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006